Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panin AM Bidik Dana Kelolaan Rp17,5 Triliun Tahun Ini

Panin Asset Management menargetkan dana kelolaan mencapai Rp17,5 triliun pada 2025.
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — PT Panin Asset Management (Panin AM) menargetkan dana kelolaan atau asset under management (AUM) tembus Rp17,5 triliun tahun ini. 

Sampai dengan akhir 2024, Panin AM membukukan AUM sebesar Rp14,77 triliun dengan unit penyertaan reksa dana mencapai 12,39 miliar. 

“Target dana kelolaan reksa dana Rp17,5 triliun dan diupayakan untuk bisa tercapai,” kata Direktur Panin AM Rudiyanto saat dihubungi, Sabtu (18/1/2025). 

Rudiyanto turut menyoroti sentimen pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada Senin (20/1/2025) nanti pada indeks saham domestik dan aset keuangan lainya seperti obligasi hingga emas. 

Kendati demikian, Rudiyanto menuturkan, perseroannya tidak memiliki pilihan saham tertentu terkait dengan sentimen Trump tersebut. 

Hanya saja, dia berpendapat, kebijakan ekonomi dan perdangangan Trump bakal banyak berpengaruh pada arah pergerakan indeks dolar AS dan pasar modal negara berkembang, termasuk di Indonesia. 

“Jika suku bunga turun, pada dasarnya semua sektor atau saham bluechip bisa naik,” kata Rudiyanto. 

Sementara itu, Schroders mengungkapkan investor asing kini sedang berhati-hati dengan efek dari pelantikan Trump pada 20 Januari 2025 dan mengantisipasi dampaknya ke pasar global.  

Dari dalam negeri, tekanan jual investor asing sudah terjadi di pasar saham sejak Desember 2024. Di tengah aliran keluar asing yang berlanjut, investor lokal juga berhati-hati terhadap kebijakan dari pemerintahan baru.  

Adapun, indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatatkan penurunan kinerja 0,48% secara bulanan (MoM) dengan arus keluar modal asing sebesar Rp5 triliun, pada Desember 2024. 

"Kurangnya kepercayaan terhadap perekonomian domestik meskipun valuasi pasar saham tergolong murah menyebabkan pasar bergerak sideways selama bulan [Desember] tersebut," seperti dikutip dalam riset, Selasa (14/1/2025). 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper