Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukalapak (BUKA) Punya Kas & Investasi Rp19 Triliun, Digunakan Buat Apa?

Bukalapak (BUKA) memiliki kas dan setara kas, serta investasi likuid bernilai jumbo, yaitu Rp19 triliun sampai kuartal III/2024.
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Cibinong, Kab. Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/3). /JIBI/Bisnis/Suselo Jati
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Cibinong, Kab. Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/3). /JIBI/Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) tercatat memiliki kas dan investasi jumbo sebesar Rp19 triliun sampai kuartal III/2024. Lalu, apa yang akan dilakukan BUKA dengan kas jumbo tersebut?

Dalam earning calls kuartal III/2024, Direktur Utama Bukalapak Willix Halim menyebutkan usai restrukturisasi, dia berharap bisnis BUKA dapat lebih fokus ke bisnis Mitra, Gaming, serta O2O.

"Setelah restrukturisasi, kami mengharapkan bisnis Bukalapak akan lebih fokus pada Mitra Bukalapak, Investasi gaming, dan ritel O2O," kata Willix.

Menurutnya, fokus BUKA saat ini tetap pada mencapai EBITDA positif dan tumbuh secara bertahap selama beberapa kuartal berturut-turut untuk membangun fondasi yang kuat.

"Itu adalah fokus utama kami saat ini, dan setelah hal tersebut tercapai, barulah kami akan mulai melihat rencana masa depan," ujarnya.

Willix juga menuturkan pihaknya tidak sedang aktif untuk mencari peluang investasi untuk memanfaatkan kas jumbo tersebut.

Sebagai informasi, sampai kuartal III/2024, BUKA memiliki kas dan setara kas, serta investasi likuid sebesar Rp19 triliun. Kas dan setara kas, serta investasi tersebut terbagi menjadi kas dan setara kas, Surat Berharga Negara, dan Mutual funds.

Adapun melansir laporan keuangan kuartal III/2024 dan laporan penggunaan dana IPO, kas dan setara kas tersebut berjumlah Rp11,3 triliun, Surat Berharga Negara dengan total Rp8,83 triliun, dan sisanya mutual fund.

Sebelumnya, BUKA menyampaikan kondisi penjualan produk fisik pada marketplace Bukalapak selama tiga tahun terakhir yang terus menurun membuat BUKA memutuskan untuk menutup lini bisnis penjualan produk fisiknya.

Corporate Secretary Bukalapak Cut Fika Lutfi mengatakan BUKA telah melakukan berbagai upaya terbaik. Namun, lini bisnis produk fisik pada aplikasi dan situs web BUKA terus menunjukkan penurunan kontribusi pendapatan dan pertumbuhan selama tiga tahun terakhir yang diakibatkan oleh perubahan dinamika pasar dan tantangan industri.

"Di lain sisi, biaya operasional untuk lini bisnis tersebut terus menunjukkan peningkatan yang signifikan," ucap Cut Fika, Kamis (9/1/2025).

Dia menjelaskan layanan produk fisik pada aplikasi dan situs web BUKA memiliki kontribusi sekitar 3% dari seluruh pendapatan BUKA.

Sebaliknya, kata dia, penghentian layanan produk fisik BUKA mendukung upaya BUKA untuk mencapai EBITDA positif.

"Perseroan berharap langkah ini dapat membawa dampak yang baik terhadap kondisi operasional dan kinerja keuangan di masa depan, dikarenakan BUKA dapat melakukan efisiensi biaya operasional yang cukup signifikan," kata dia.

Analis Mandiri Sekuritas Adrian Joezer dan Jennifer Audrey Harjono dalam risetnya menuturkan penutupan layanan penjualan fisik ini merupakan langkah terbesar yang diambil BUKA sejak tahun lalu. Hal tersebut seiring fokus perusahaan pada bisnis Mitra, Gaming, dan produk virtual, serta kemungkinan pengembangan bisnis baru yang memanfaatkan cadangan kas yang besar.

"Kami memperkirakan biaya terkait penutupan marketplace akan mempengaruhi kinerja keuangan di kuartal I/2025," tulis Joezer dan Harjono dalam risetnya.

Mandiri Sekuritas memberikan rating buy untuk BUKA, dengan target harga atau target price sebesar Rp184 per saham.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper