Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanggapan Rukun Raharja (RAJA) soal Oversubscribed Saham IPO RATU

Induk usaha PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) menyambut positif tentang kelebihan permintaan investor yang terjadi dalam aksi penawaran umum saham RATU.
Pengunjung berada di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/9/2024)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Pengunjung berada di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/9/2024)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA —Induk usaha PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) menyambut positif tentang kelebihan permintaan investor yang terjadi dalam aksi penawaran umum saham RATU.

Direktur PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) Sumantri Suwarno menilai positif tanggapan pasar atas penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU). 

Saham emiten migas yang terafiliasi dengan Happy Hapsoro itu mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 313,15 kali dalam penjatahan terpusat atau pooling allotment

Kelebihan permintaan itu mencerminkan antusiasme pasar atas IPO anak usaha RAJA tersebut. Apalagi, rumor ihwal keterlibatan konglomerat Prajogo Pangestu dalam IPO ini ramai seliwer sejak akhir 2024 lalu.  

“Soal kelebihan permintaan tentu karena ini perusahaan dengan model bisnis yang simple dan portofolio aset yang jelas, blok besar dengan operator yang mumpuni tentu memberi kenyamanan bagi investor yang ingin investasinya aman,” kata Sumantri kepada Bisnis, Selasa (7/1/2025). 

IPO RATU kali ini dibidani oleh Henan Sekuritas bersama dengan Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. 

Adapun, jumlah oversubscription itu merupakan kejadian kedua kalinya dalam sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI), setelah PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) berhasil mencapai kelebihan permintaan sebanyak 323,42 kali saat IPO November tahun lalu.

Selain oversubscription yang tinggi, jumlah investor yang melakukan pemesanan juga terbilang masif. Tercatat sebanyak 139.899 investor retail dan 6.291 investor non-retail telah melakukan pemesanan IPO RATU.

Sumantri merasa beruntung RATU bisa mengambil momentum awal tahun untuk melantai di bursa efek. Menurut Sumantri, momentum awal tahun itu ikut mengerek minat masyarakat untuk berinvestasi lebih banyak di pasar. 

Di sisi lain, Sumantri mengatakan, perseroannya ingin memastikan pendapatan dari RATU terus tumbuh dari dua aset migas yang dikelola saat ini. Selepas IPO, dia menuturkan, perseroannya turut mendorong RATU untuk mengkaji kemungkinan akuisisi aset migas baru mendatang.

“Belum ada target secara spesifik [akuisisi], intinya setiap proses investasi yang dilakukan akan memperhatikan tingkat pengelolaan risiko dan kesinambungan bisnis,” tuturnya.

Adapun, RATU mematok harga IPO senilai Rp1.150 per saham atau batas atas dari harga bookbuilding.  Dalam prospektus final yang dipublikasikan Kamis (2/1/2025), RATU menyampaikan perseroan menawarkan 543,01 juta saham dalam IPO. Jumlah itu mencakup 190,05 juta saham baru dan 352,95 juta saham yang dijual oleh RAJA.   

Total saham IPO RATU setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.  Nilai IPO tersebut terdiri atas Rp218,56 miliar hasil penerbitan saham baru dan Rp405,9 miliar masuk kocek RAJA sebagai hasil dari divestasi saham RATU.   

Dari jumlah dana IPO yang dikantongi RATU, perseroan akan menggunakan sekitar Rp157,36 miliar untuk dipinjamkan kepada anak usahanya PT Raharja Energi Tanjung Jabung.  

Pinjaman itu akan digunakan anak usaha RATU untuk pemenuhan kewajiban pembayaran cash call dari PetroChina International Jabung Ltd. dalam rangka pengelolaan Blok Jabung senilai US$10 juta atau sekitar Rp159,42 miliar.  

Adapun, sisa kekurangan dana sekitar Rp2,05 miliar akan dilunasi RATU dengan kas internal perseroan.  Selain itu, sekitar Rp34,96 miliar dana IPO akan digunakan RATU untuk dipinjamkan kepada perusahaan asosiasi yaitu PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC).  

Selain itu, sekitar Rp34,96 miliar dana IPO akan digunakan RATU untuk dipinjamkan kepada perusahaan asosiasi yaitu PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC). 

Pinjaman itu akan digunakan PJUC  untuk mendukung kegiatan operasional melalui pemenuhan kewajiban pembayaran cash call dari ExxonMobil Cepu sekitar US2,2 juta atau setara dengan Rp35,07 miliar. Sementara itu, sisa Rp102,5 juta akan dipenuhi dari kas internal RATU.   

Di sisi lain, RAJA bakal mengantongi dana Rp405,9 miliar dari hasil divestasi 352,95 juta saham RATU. Sebelumnya, Direktur Utama RAJA Djauhar Maulidi menyampaikan dana yang diperoleh dari IPO dan sisa belanja modal akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan proyek-proyek strategis yang sedang berjalan. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper