Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat ke level 7.168 pada Senin (6/1/2025). Saham berkapitalisasi jumbo seperti BREN, TPIA, dan TLKM terpantau meningkat di tengah kenaikan indeks.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG dibuka menguat sebesar 0,05% atau 3,57 poin ke posisi 7.168 sesaat setelah pembukaan. Pada hari ini, IHSG dibuka di level 7.176,12 dan sempat bergerak menuju 7.182,02.
Tercatat, sebanyak 225 saham menguat, 178 saham turun, dan 544 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp12.450 triliun.
Di tengah kenaikan indeks komposit, saham berkapitalisasi pasar jumbo seperti PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) tumbuh 1,29% ke level Rp9.800. Posisi itu diikuti saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) yang naik 0,70% ke Rp7.225, serta PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menguat 0,36% menuju Rp2.760.
Sementara itu, saham market cap jumbo yang menurun dipimpin oleh PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) dengan koreksi sebesar 1,75% ke Rp16.850. Adapun, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) turun 0,86% menuju Rp5.750 per saham.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG diperkirakanbergerak konsolidasi pada perdagangan hari ini, dengan resistance di level 7.200, pivot di 7.150, dan support 7.100.
Baca Juga
Menurutnya, IHSG menghadapi dinamika teknikal yang cukup signifikan setelah ditutup flat di level 7.164,42 pada perdagangan pekan lalu, Jumat (3/1/2025).
Secara teknikal, IHSG tertahan oleh resistance dinamis Moving Average 20 (MA20) yang berada di kisaran level 7.218. Selain itu, histogram Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan pergerakan yang cenderung sideways.
“IHSG kemungkinan akan bergerak dalam rentang 7.100-7.200 pada perdagangan awal pekan ini, mengingat kondisi teknikal yang masih terbatas,” ujar Valdy.
Dari sisi global, perhatian pelaku pasar akan tertuju pada rilis risalah Federal Open Market Committee (FOMC). Risalah ini diharapkan memberikan panduan lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve.
Selain itu, kata Valdy, data tenaga kerja seperti Non-Farm Payrolls (NFP) dan tingkat pengangguran juga akan menjadi fokus para pelaku pasar.
“NFP diperkirakan turun menjadi 150.000 dari sebelumnya 22.000, yang mencerminkan potensi pelemahan di pasar tenaga kerja,” tambahnya.
Tingkat pengangguran diperkirakan berada di level 4,2%. Jika data ini sesuai atau lebih buruk dari ekspektasi, pasar mungkin melihat sebagai sinyal perlambatan ekonomi AS yang dapat memengaruhi keputusan The Fed terhadap suku bunga.
Dari domestik, sejumlah data ekonomi akan dirilis pekan depan, termasuk Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), penjualan ritel, dan cadangan devisa. IKK untuk bulan Desember diproyeksikan turun ke level 120 dari sebelumnya 125,90.
Sementara itu, penjualan ritel bulan Desember diperkirakan meningkat, didorong oleh momen pergantian tahun meskipun daya beli masyarakat masih relatif lemah.
Beberapa saham yang direkomendasikan Phintraco untuk pekan depan meliputi DOID, MAIN, PNBN, JPFA, ISAT, dan MBMA. Saham ini dinilai memiliki potensi pertumbuhan yang menarik di tengah kondisi pasar yang cenderung fluktuatif.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.