Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menebak Arah IHSG & Wall Street Pekan Ini Jelang Rilis Data Tenga Kerja AS

IHSG pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (6/1/2024) diprediksi menguat di tengah penantian investor akan data manufaktur China dan data pekerjaan AS.
IHSG pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (6/1/2024) diprediksi menguat di tengah penantian investor akan data manufaktur China dan data pekerjaan AS. Bisnis/Himawan L Nugraha
IHSG pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (6/1/2024) diprediksi menguat di tengah penantian investor akan data manufaktur China dan data pekerjaan AS. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (6/1/2024) diprediksi bakal menguat terbatas dengan level support 7.114 dan level resist 7.175, di tengah penantian investor akan data manufaktur China dan data pekerjaan AS.

Kendati demikian, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan selama perdagangan sepekan mendatang IHSG rawan terkoreksi dalam jangka pendek dengan level support 6.993 dan level resist 7.268.

“Untuk sentimen, diperkirakan investor akan cenderung menanti rilis data manufaktur China dan pekerjaan AS,” kata Herditya saat dihubungi, Minggu (5/1/2025).

Selain itu, kata Didit, investor masih menantikan pernyataan dari The Fed ihwal kebijakan yang akan berlangsung ke depannya.

“Meskipun secara konsensus diperkirakan The Fed hanya akan memangkas suku bunga acuannya sebanyak 2 kali saja,” kata dia.

Sementara itu, Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan memproyeksikan IHSG bakal menguat ke level rentang 7.200 sampai dengan 7.250 sepanjang perdagangan pekan depan.

“Saya perkirakan masih positif ya seiring dengan January Effect serta sudah stabilnya nilai tukar rupiah di 16.100-16.200 terhadap dolar Amerika Serikat,” kata Felix saat dihubungi, Minggu (5/1/2025).

Felix menambahkan pergerakan harga pasar saat ini kemungkinan sudah mencerminkan sentimen kebijakan tarif Presiden AS terpilih, Donald Trump sehingga turbelensi relatif mereda.

“Pasar mungkin sudah mem-price in kebijakan tarif presiden AS terpilih Donald Trump,” kata dia.

Wall Street
Wall Street

Seperti diketahui, indeks saham utama di Wall Street rebound pada perdagangan akhir pekan ini. Investor menantikan arah pemangkasan suku bunga tambahan dari The Fed dan kebijakan regulasi yang lebih longgar dari pemerintahan presiden terpilih AS Donald Trump.

Penguatan indeks saham utama AS kali ini didorong oleh kenaikan harga saham perusahaan kapitalisasi besar seperti Tesla (TSLA) dan Nvida (NVDA).

Sampai akhir pekan ini, Indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 339,86 poin atau 0,80% ke level 42.732,13. Sementara itu, S&P 500 (SPX) menguat 73,92 poin atau 1,26% ke level 5.942,47 dan Nasdaq Composite (IXIC) bertambah 340,88 poin atau 1,77% ke level 19.621,68.

Sementara itu, IHSG turut melajut ke zona hijau sepanjang pekan ini, 30 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025, diikuti oleh kenaikan frekuensi transaksi harian.

Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia Kautsar Permadi Nurahmad menyampaikan IHSG pekan ini mengalami peningkatan sebesar 1,82% menjadi berada pada level 7.164,429 dari 7.036,571 pada pekan lalu.

Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa sebesar 6,08% menjadi 1,03 juta kali transaksi dari 970.000 kali transaksi pada pekan lalu.

“Peningkatan turut dialami oleh kapitalisasi pasar Bursa, yaitu sebesar 1,48% menjadi Rp12.445 triliun dari Rp12.264 triliun pada sepekan sebelumnya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (4/1/2025).

Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian Bursa turun sebesar 8,45% menjadi Rp9,74 triliun dari Rp10,64 triliun pada pekan sebelumnya.

Adapun, rata-rata volume transaksi harian Bursa juga lebih rendah sebesar 12,40% menjadi 21,38 miliar lembar saham dari 24,40 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.

Hal itu sejalan dengan hari bursa yang lebih sedikit dan periode pergantian tahun.

“Investor asing pada Jumat [3/1/2025] mencatatkan nilai jual bersih Rp571,38 miliar dan investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp817,08 miliar sepanjang 2025,” imbuhnya.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper