Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyoroti peforma indeks LQ45 yang minus 15,6% sepanjang tahun 2024.
Mahendra menuturkan peforma minus indeks saham pilihan itu menunjukkan volatilitas yang tinggi dari pasar saham global sepanjang tahun lalu.
“Indeks LQ45 biasanya menjadi rujukan investasi fund manager global dan domestik justru melemah 15,6%,” kata Mahendra dalam pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia 2025 di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1/2025).
Kinerja minus indeks LQ45 itu berada di bawah capaian atau underperform terhadap indeks harga saham gabungan atau IHSG yang terkoreksi 2,65% sepanjang 2024 ke level penutupan 7.079.
Berdasarkan data Bloomberg, lima saham yang menjadi penekan utama LQ45 pada 2024 ialah saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang merosot 22,42%, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) -27,38%, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) -12,63%, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) -39,96%, dan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) yang turun 17,65%.
Mahendra menggarisbawahi, perlu penguatan ekosistem pasar modal domestik untuk menjaga kinerja indeks saat ini.
“Untuk merealisasikan ruang dan potensi pertumbuhan pasar modal yang masih sangat besar diperlukan penguatan ekosistem pasar modal kita,” tuturnya.
Pada pembukaan perdagangan saham perdana pada 2025, IHSG menguat ke level 7.101,09 didorong apresiasi harga saham sejumlah saham bank jumbo.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG dibuka di posisi 7.092,43 pada perdagangan hari ini. IHSG kemudian menguat 0,3% menuju ke posisi 7.101,09 pada pukul 09.05 WIB.
Pada pembukaan perdagangan, IHSG bergerak menanjak hingga sempat menyentuh level 7.128,82. Adapun, kapitalisasi pasar alias market cap saat pembukaan mencapai Rp12.380 triliun. Terdapat 257 saham menguat dan 173 saham melemah.