Bisnis.com, JAKARTA — Entitas United Tractors, PT Arkora Hydro Tbk. (ARKO) menargetkan posisi laba akhir tahun bisa mencapai Rp52,5 miliar atau naik 34% dari realisasi pada 2023.
Head of Investor Relations Arkora Hydro Nicko Yosafat menuturkan target laba bersih itu ditopang oleh pertumbuhan pendapatan sampai akhir tahun ini yang diperkirakan menyentuh Rp255,7 miliar atau naik 43% secara tahunan.
Lonjakan pendapatan itu didorong oleh operasi komersial atau commercial operation date (COD) proyek pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) Yaentu di Poso, Sulawesi Tengah, dengan kapasitas 2x5 megawatt (MW) pada Oktober 2024 lalu.
“Hingga akhir tahun 2024, target pendapatan berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar Rp255,7 miliar serta target laba mencapai Rp52,5 miliar,” kata Nicko saat dihubungi, Senin (30/12/2024).
Sementara itu, Nicko menambahkan, proyeksi pendapatan dan laba untuk tahun depan bakal didorong sepenunnya dari proyek Yaentu. Selain itu, terdapat tambahan pendapatan dari proyek Kukusan II dengan kapasitas setrum 2x2,7 MW, yang ditarget COD pada kuartal III/2025.
Di sisi lain, Nicko mengatakan, perseroannya telah menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp200 miliar untuk konstruksi Proyek Kukusan dan Proyek Tomoni.
“Kami targetkan ketiga proyek yang tengah berjalan sekarang serta Proyek Kukusan dan Proyek Tomoni dapat berkontribusi terhadap produksi listrik pada 2026,” kata dia.
Sebelumnya, ARKO mencatatkan laba bersih sebesar Rp40,53 miliar sepanjang periode Januari sampai dengan September 2024. Torehan itu susut 10,9% dari posisi laba periode yang sama tahun sebelumnya di level Rp45,5 miliar.
Koreksi laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk itu terjadi saat pendapatan perseoran justru meningkat 16,1% ke level Rp153,5 miliar pada periode Januari sampai September 2024.
Direktur ARKO Ricky Hartono mengatakan kenaikan pendapatan itu terjadi di tengah situasi curah hujan yang lebih rendah sepanjang tahun ini.
“Kita bisa meningkatkan pendapatan ini antara lain karena sudah beroperasinya proyek Yaentu dengan kapasitas 10 megawatt [operasi Oktober 2024],” kata Ricky saat public expose daring, Selasa (17/12/2024).
Sementara itu, total liabilitas dan ekuitas ARKO sampai dengan September 2024 masing-masing di angka Rp805 miliar dan Rp466 miliar.
“Kalau kita lihat dari sisi debt to equity ratio atau rasio liabilitas dan ekuitas kita juga masih cukup terjaga di angka sekitar 1,7 sampai dengan 1,8,” kata dia.