Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Cuan Saham Anyar, Simalaka Stimulus, dan Produksi Nikel

Ulasan tentang saham-saham IPO yang menarik untuk dicermati pada awal 2025, menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id, Selasa (24/12/2024).
Karyawan melihat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/12/2024). /  JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melihat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/12/2024). / JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Deretan emiten yang menjalankan penawaran saham perdana ke publik (initial public offering/IPO) dalam waktu dekat diperkirakan bakal diburu investor. Setidaknya, para penanam modal mengambil langkah berlandaskan pada kinerja perseroan. 

Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan ada 22 calon perusahaan tercatat di dalam daftar tunggu atau pipeline IPO. Perinciannya, 19 perusahaan beraset skala besar atau di atas Rp250 miliar, satu perusahaan aset kecil di bawah Rp50 miliar, dan dua perusahaan aset skala menengah di antara Rp50 miliar—Rp250 miliar.

Ulasan tentang saham-saham IPO yang menarik untuk dicermati pada awal 2025, menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id, selain beragam kabar ekonomi dan bisnis yang tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.

Berikut intisari dari top 5 News Bisnisindonesia.id yang menjadi pilihan editor, Selasa (24/12/2024):

 

Perang Bunga Bank Digital Berlanjut

Geliat bank digital dalam menawarkan bunga tinggi untuk menggaet nasabah baru bakal berlanjut tahun depan di tengah persaingan ketat mengamankan likuiditas di era suku bunga tinggi.

Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) telah memulai siklus pemangkasan suku bunga acuan pada September 2024. BI mengawali siklus dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) sehingga suku bunga menyentuh 6%.

Namun, prospek bank sentral melanjutkan aksi pemangkasan suku bunga acuan dibebani oleh kemungkinan sikap hawkish bank sentral Amerika Serikat (AS) yang membatasi ruang penurunan suku bunga pada tahun depan. Dengan demikian, kemungkinan era suku bunga tinggi masih bertahan hingga tahun depan.

 

Berburu Cuan di Saham Pendatang Baru

Dilansir dari data e-IPO, setidaknya ada delapan calon emiten yang sedang dalam proses IPO dan dijadwalkan melantai di Bursa pada awal 2025.

Semuanya adalah PT Asuransi Digital Bersama Tbk. (YOII), PT Kentanix Supra International Tbk. (KSIX), PT Hero Global Investment Tbk. (HGII), PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk. (OBAT), PT Raja Roti Cemerlang Tbk. (BRRC), serta PT Delta Giri Wacana Tbk. (DGWG).

Selain itu, anak usaha PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA), yakni RATU dan anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), yakni CBDK pun berencana melantai di Bursa pada awal 2025.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengatakan bahwa di antara saham IPO yang menarik pada awal 2025, dua di antaranya adalah CBDK dan RATU. 

 

Simalakama Stimulus untuk Industri Padat Karya

Pelaku usaha khawatir stimulus terbaru dari pemerintah untuk industri padat karya tidak dapat menggenjot pertumbuhan di tengah tantangan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) pada tahun depan.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Mebel Indonesa (Asmindo) Dedy Rochimat mengatakan stimulus berupa paket kebijakan insentif untuk industri padat karya seperti PPh 21 ditangung pemerintah (DTP) dan fasilitas pembiayaan kredit masih perlu disesuaikan dengan tantangan industri furnitur. 

Pihaknya meminta agar pemerintah meninjau kembali kebijakan tersebut, pasalnya saat ini negara-negara Eropa sebagai salah satu kawasan tujuan ekspor mebel sedang mengalami penurunan daya beli. 

Di samping itu, Dedy menyoroti permasalahan geopolitik yang juga belum kunjung selesai. Terlebih, pada saat yang sama negara kompetitor yaitu Vietnam, pemerintahnya justru menurunkan PPN dari 10% menjadi 8%. 

 

Langkah Strategis Demi Kelancaran Arus Mudik di Pelabuhan Merak – Bakauheni

Pemerintah menyiapkan sejumlah antisipasi kepadatan arus mudik di Pelabuhan Merak – Bakauheni selama periode Natal dan Tahun Baru 2025.

Sejumlah langkah yang diambil di antaranya memberlakukan pola operasi pelayanan pelabuhan penghubung antara pulau Jawa dan Sumatra itu dengan membagi ke dalam tiga kondisi yaitu normal, padat dan sangat padat. 

Dalam kondisi normal pada masa Angkutan Nataru 2024/2025 misalnya, sekitar 30 unit kapal dioperasikan, sedangkan saat kondisi padat bertambah menjadi 31 kapal dan sangat padat akan menjadi 33 Armada.

Kemudian, pemerintah yakni Kementerian Perhubungan dan Korlantas Polri menyiapkan langkah antisipasi pengalihan kendaraan Roda 2 dan kendaraan barang ke Pelabuhan PT. Pelindo Regional 2 Banten – Ciwandan bila kondisi sangat padat.

 

Hiruk Pikuk Wacana Pemangkasan Produksi Nikel RI

Wacana pemangkasan besar-besaran kuota produksi nikel Indonesia dalam upaya mendongkrak harga bahan baku baterai itu di pasaran terdengar makin nyaring. Tak hanya akan berdampak pada pelaku tambang, tetapi juga disebut-sebut bakal mempengaruhi pasokan bahan baku smelter.

Kendati demikian, rencana tersebut ditujukan untuk mencari keseimbangan baru antara kebutuhan, ketahanan pasokan, harga, dan keberlangsungan pelaku industri pertambangan di dalam negeri.

Sejauh ini, langkah pembatasan produksi nikel secara signifikan disebut-sebut kemungkinan akan ditentang oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian Investasi karena akan berdampak pada pendapatan pajak dan juga berisiko berdampak buruk pada investasi di sektor nikel.

Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli menilai rencana pengurangan kuota produksi bijih nikel dari 272 juta ton menjadi 150 juta ton pada tahun depan dapat dimaksudkan untuk mengendalikan pasokan dan harga bijih nikel.

Namun, pembatasan produksi itu berpotensi menimbulkan defisit sekitar 263 juta ton per tahun. Terlebih, jika melihat data yang ada kebutuhan bijih nikel untuk smelter yang sudah beroperasi, yang sedang dibangun, dan yang dalam tahap perencanaan jauh lebih tinggi, yakni 413 juta ton.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Nurbaiti
Sumber : Bisnisindonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper