Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) tercatat telah melesat 39,19% sejak IPO. Sejumlah analis memberikan target harga terbaru untuk saham AADI.
Saham AADI ditutup menguat 1,64% pada penutupan perdagangan hari ini ke level Rp7.275 per saham. Dengan level penutupan ini, harga saham AADI tercatat telah naik 39,19% sejak pencatatan perdana saham dari harga Rp5.550 per saham.
Sejumlah analis dalam Terminal Bloomberg tercatat memberikan target harga yang cukup tinggi bagi saham AADI. Target harga terbaru bagi saham AADI datang dari Valbury Asia Sekuritas pada 23 Desember 2024.
Analis Valbury Asia Sekuritas Laurencia Hiemas memberikan rekomendasi buy terhadap AADI, dengan target harga Rp14.175 per saham.
Selain Valbury, Macquarie juga memberikan rating outperform untuk saham AADI, dengan target price (TP) sebesar Rp10.000 per saham.
Sementara itu, CGS International memberikan rekomendasi hold untuk AADI. Analis CGS International Jacquelin Hamdani memberikan target harga Rp8.900 terhadap saham AADI, yang merupakan target harga saham terendah dibandingkan analis-analis lainnya.
Baca Juga
Dalam risetnya, Jacquelin menjelaskan pihaknya memperkirakan harga batu bara akan turun menjadi US$110/US$95 per ton pada 2025-2026, dari US$135/ton untuk perkiraan pada tahun 2024. Penurunan harga batu bara ini karena potensi kelebihan pasokan, yang menyebabkan harga jual rata-rata campuran yang lebih rendah secara tahunan untuk AADI.
"Oleh karena itu, kami memperkirakan pendapatan AADI akan turun menjadi US$4.4 miliar pada 2025," tulis Jacquelin.
Adapun menurut CGS International, peluang bagi saham AADI datang dari pembayaran dividen dan harga batu bara yang lebih tinggi. Sementara itu, risiko untuk saham AADI juga termasuk pembayaran dividen dan harga batu bara yang lebih rendah.
Sementara itu, target harga saham tertinggi untuk AADI datang dari Sucor Sekuritas, dengan TP sebesar Rp30.100 per saham.
Di sisi lain, sampai 24 Desember 2024, level saham tertinggi AADI tercatat berada pada Rp11.375 per saham.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.