Bisnis.com, JAKARTA – Manajemen PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) memberikan klarifikasi resmi terkait pemberitaan yang menyebutkan penarikan produk mi instan Indomie di Australia.
Corporate Secretary ICBP Gideon A. Putro menegaskan bahwa produk ditarik bukanlah produk resmi ekspor perseroan, melainkan produk yang masuk melalui parallel import oleh pihak yang bukan distributor resmi.
Dia menuturkan produk mi instan yang dilaporkan oleh Food Standards Australia New Zealand (FSANZ) menggunakan label dalam Bahasa Indonesia, bukan Bahasa Inggris yang merupakan ciri khas produk ekspor perseroan.
“Produk mi instan yang diekspor oleh perseroan ke Australia tertulis ‘export product’ dan menggunakan keterangan dalam bahasa Inggris yang dicetak langsung pada label kemasannya,” ujar Gideon, dikutip Jumat (20/12/2024).
Sedikitnya ada 4 produk Indomie yang ditarik FSANZ, yakni Indomie Mi Goreng Rasa Rendang (kedaluwarsa 03.05.25 dan 23.12.24), Indomie Rasa Ayam Bawang (kedaluwarsa 28.04.25 dan 01.04.25), Indomie Rasa Soto Mie (kedaluwarsa 27.04.25 dan 10.04.25), dan Indomie Mi Goreng Aceh (kedaluwarsa 25.12.24 dan 03.04.25).
Gideon menjelaskan bahwa produk-produk tersebut dipasarkan untuk konsumsi di Indonesia dan telah memenuhi standar BPOM RI, termasuk pencantuman bahan alergen sesuai Peraturan BPOM RI No. 31 Tahun 2018.
Baca Juga
Sementara itu, dia menuturkan penarikan ini tidak menyebabkan sanksi dari otoritas terkait di Australia. Produk resmi ekspor ICBP tetap dipasarkan secara normal oleh distributor tanpa penahanan atau penarikan oleh otoritas setempat.
“Hingga saat ini, seluruh produk mi instan perseroan yang diekspor secara resmi ke Australia tetap dapat dipasarkan dan didistribusikan secara normal oleh distributor resmi yang ditunjuk oleh perseroan,” pungkas Gideon.
Manajemen ICBP juga memastikan insiden tersebut tidak berdampak material pada operasional ataupun kinerja keuangan perusahaan. Seluruh kegiatan distribusi produk ekspor tetap berjalan normal.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.