Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KALEIDOSKOP 2024: Sebanyak 53 Saham Masih Disuspensi Bursa, dari SRIL hingga META

Sebanyak 53 saham masuk ke dalam daftar saham yang sudah lebih dari 6 bulan disuspensi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Karyawan melintas didekat layar yang menampilkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Sebanyak 53 saham masih disuspensi perdagangannya oleh BEI hingga akhir 2024. / JIBI/Bisnis/Abdurachman
Karyawan melintas didekat layar yang menampilkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Sebanyak 53 saham masih disuspensi perdagangannya oleh BEI hingga akhir 2024. / JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak 53 saham masuk ke dalam daftar saham yang perdagangannya dihentikan sementara atau suspensi lebih dari enam bulan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir 2024 ini.

Berdasarkan data BEI, saham yang paling lama disuspensi dan bahkan sudah lebih dari 10 tahun adalah saham PT Organon Pharma Indonesia Tbk. (SCPI) sejak 1 Februari 2013. Selanjutnya saham PT Polaris Investama Tbk. (PLAS) yang disuspensi sejak 28 Desember 2018.

Sedangkan saham yang relatif paling baru disuspensi adalah saham PT Indosterling Technomedia Tbk. (TECH) yang dihentikan perdagangan sahamnya pada 7 Agustus 2023.

Berikutnya saham PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) yang disuspensi sahamnya sejak 7 November 2024.

Adapun, alasan suspensi saham di Bursa Efek Indonesia beragam, mulai dari terjadi going concern di dalam emiten hingga keputusan emiten untuk menghapus pencatatan saham atau delisting.

Emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex, misalnya, yang sahamnya sudah disuspensi sejak 18 Mei 2021 mengalami gangguan bisnis hingga dinyatakan pailit tahun ini.

Suspensi saham SRIL awalnya dilakukan karena perseroan menunda kewajiban pembayaran bunga surat utang. 

“Dalam rangka menjaga perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien, Bursa Efek Indonesia memutuskan untuk melakukan penghentian sementara Perdagangan saham SRIL di seluruh pasar terhitung sejak Sesi I Perdagangan Efek tanggal 18 Mei 2021, hingga pengumuman Bursa lebih lanjut,” tulis pengumuman BEI yang saat itu ditandatangani oleh Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 3 BEI Goklas Tambunan dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI Irvan Susandy.

SRIL kemudian resmi dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang melalui Putusan dengan nomor perkara 2/Pdt.Sus-Homologasi/2024/PN Niaga Smg.

Sementara itu, suspensi atas saham META dilakukan untuk melancarkan niat perseroan untuk delisting.

Terbaru, rencana aksi go private atau delisting saham emiten Grup Salim, PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) masih jalan di tempat. Terbaru, pemegang saham akan kembali memperpanjang periode penawaran tender sukarela.

Direktur Utama Nusantara Infrastructure M. Ramdani Basri menjelaskan masih terdapat 6.110 pemegang saham yang belum berpartisipasi dalam proses tender offer sebelumnya. 

Kondisi itu membuat PT Metro Pacific Tollways Indonesia (MPTIS), selaku pemegang saham pengendali META, akan kembali melakukan permohonan perpanjangan penawaran tender kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Pada November 2024, perseroan memohon perpanjangan penawaran tender sukarela tahap selanjutnya oleh MPTIS yang saat ini sedang dalam proses pengajuan ke OJK,” ujarnya dalam paparan publik, Kamis (21/11/2024).

Berikut saham yang perdagangannya disuspensi oleh BEI lebih dari enam bulan hingga 13 Desember 2024:

SCPI PLAS GOLL KBRI JKSW LGCP TRIL BTEL HDTX NIPS
SUGI ARMY MYRX IIKP SMRU TRAM HOME RIMO MABA SIMA
SKYB POLL COWL KRAH MTRA NUSA OCAP TRIO POSA ENVY
UNIT TDPM SRIL KPAS DUCK FORZ KPAL MAMI DEFI MAGP
HOTL JSKY LMAS PURE CMBF MTFN WSKT BAPI CPRI GAMA
HKMU TECH META
 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper