Bisnis.com, JAKARTA — Emiten kendaraan listrik milik Grup Bakrie, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) menjalankan berbagai strategi guna menggenjot penjualan produk bus dan truk listriknya di pasar Indonesia.
Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono mengatakan pada tahap awal, VKTR berupaya mengembangkan bus, sebab adopsi kendaraan listrik di Indonesia harus dimulai dari edukasi.
"Bus listrik merupakan upaya perseroan mengenalkan bahwa kendaraan listrik berbasis baterai [KLBB] dapat memberikan kinerja yang tidak sekedar setara, namun bahkan lebih baik dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil kepada publik," ujarnya dalam laporan hasil public expose, Rabu (11/12/2024).
Ketika publik sudah teredukasi, maka menurutnya tekanan kepada semua pengambil keputusan bahwa transportasi harus beralih kepada listrik itu akan sangat tinggi. Kemudian, peningkatan brand awareness merupakan sasaran pertama perseroan untuk bermain di bus dan transportasi umum.
Pada lini bus listrik, VKTR sendiri menawarkan berbagai varian berdasarkan ukuran, mulai dari 6 meter hingga 18 meter. Hingga saat ini, TransJakarta menjadi konsumen dengan kapasitas penyerapan terbesar dibandingkan kota-kota lain, dikarenakan adanya keterbatasan fiskal.
Pengembangan berikutnya kemudian truk listrik, yang memiliki populasi dan varian lebih banyak dibandingkan bus. Dalam hal kapasitas produksi, VKTR pun membangun pabrik di Magelang, Jawa Tengah.
Baca Juga
Sampai November 2024, penyelesaian pabrik tersebut telah mencapai 94%. "Perseroan menjadi lebih fokus untuk mengembangkan penjualan truk listrik yang diharapkan akan mendominasi pasar VKTR di masa depan," tutur Gilarsi.
VKTR juga telah menerima dan mengirimkan truk listrik ringan pertama untuk Ibu Kota Negara (IKN) sejak Agustus 2024, dan pesanan pertama sejumlah truk berat listrik 6x4 untuk pertambangan.
Meski begitu, sampai kuartal III/2024, VKTR mencatatkan penurunan penjualan 27,52% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp645,80 miliar dibandingkan periode sama tahun 2023 sebesar Rp890,99 miliar.
Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk VKTR pun kemudian turun 45,93% yoy menjadi Rp10,55 miliar hingga 30 September 2024 dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp19,51 miliar.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.