Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Grup Bakrie PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) memperkirakan harga batu bara dapat turun hingga 12% pada tahun 2025. BUMI menyiapkan strategi untuk menghadapi penurunan harga ini, salah satunya dengan mengandalkan diversifikasi melalui BRMS dan DEWA.
Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava menjelaskan BUMI melihat industri batu bara pada 2025 cukup stabil, tetapi akan cukup menantang.
"Permintaan batu bara global diproyeksikan turun sekitar 0,3%, yang dipengaruhi oleh meningkatnya adopsi energi terbarukan, khususnya di China yang mungkin dapat menurunkan permintaan batu bara sejak 2016," kata Srivastava kepada Bisnis, Kamis (5/12/2024).
Lebih lanjut, Srivastava menuturkan peluang untuk sektor batu bara tahun depan datang dari potensi pertumbuhan di pasar domestik dan penundaan penutupan pembangkit listrik batu bara di Amerika Serikat akibat meningkatnya permintaan listrik.
Akan tetapi, lanjutnya, tantangan seperti penurunan harga batu bara dapat menimbulkan risiko yang signifikan bagi perusahaan-perusahaan batu bara. BUMI memproyeksikan harga batu bara dapat turun hingga 12% pada tahun 2025.
"Untuk menavigasi dinamika ini, BUMI akan fokus pada peningkatan efisiensi operasional dan memperkuat hubungan pelanggan, sambil beradaptasi dengan pergeseran pasar," ucap Srivastava.
Baca Juga
Selain itu, lanjutnya, BUMI juga akan bergantung pada efisiensi yang lebih tinggi, dan optimasi biaya dari anak perusahaan, serta kontribusi yang lebih besar dari investasi di PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) dan PT Darma Henwa Tbk. (DEWA).
Sebelumnya, BUMI melaporkan produksi batu bara yang meningkat secara tahunan, dari 56,2 juta ton pada periode sembilan bulan 2023, menjadi 57,3 juta ton pada periode Januari-September 2024.
"Pandangan terbaru kami mengenai panduan produksi batu bara tahun 2024 adalah produksi 76 juta ton hingga 78 juta ton. Hal ini karena tingginya curah hujan di Kalimantan Selatan dan kondisi pasar batu bara," kata Srivastava, Selasa (3/12/2024).
Sementara itu, menurut Srivastava penjualan batu bara BUMI sampai akhir September 2024 mencapai 55,8 juta ton. Penjualan ini meningkat secara tahunan dari 54,3 juta ton pada periode Januari-September 2023.
Adapun volume produksi batu bara BUMI ini menyalip volume produksi ADRO. Dengan demikian, BUMI menjadi emiten batu bara dengan volume produksi tertinggi selama periode Januari-September 2024.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.