Bisnis.com, JAKARTA — Penawaran umum perdana saham perusahaan kepada publik atau initial public offering (IPO) menjadi aksi korporasi pilihan penggalangan modal bagi perusahaan. IPO dilakukan dengan menerbitkan saham yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Investment Banking Capital Market BRI Danareksa Sekuritas Kevin Praharyawan mengatakan IPO menjadi penting bagi perusahaan untuk memperoleh pendanaan segar dari investor.
“Pasar modal menawarkan peluang tanpa batas bagi perusahaan yang ingin memperoleh dana segar dari investor di masyarakat," katanya baru-baru ini.
Dia menjelaskan lewat melakukan IPO, perusahaan tidak hanya memperoleh dana untuk ekspansi atau pengembangan usaha, tetapi juga bisa meningkatkan profil perusahaan di mata publik. Tak hanya itu, dengan menjadi perusahaan tercatat juga akan membuka peluang kerja sama strategis, serta memperluas jaringan investor.
Adapun, perusahaan yang tercatat di bursa saham akan memiliki akses yang lebih luas terhadap berbagai instrumen keuangan dan dapat memanfaatkan berbagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.
Berdasarkan laman edukasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pelaksanaan IPO disebut akan meningkatkan nilai perusahaan. Dengan menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di BEI, setiap saat publik dapat memperoleh data pergerakan nilai perusahaan.
Baca Juga
"Setiap peningkatan kinerja operasional dan kinerja keuangan umumnya akan mempunyai dampak terhadap harga saham di Bursa, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan," tulis laman resmi BEI.
Kevin melanjutkan bahwa dengan IPO keberlanjutan jangka panjang perusahaan dapat lebih terjaga. Sebagai perusahaan yang telah IPO, tentu harus berkomitmen untuk menjaga transparansi, tata kelola perusahaan yang baik, dan memenuhi ekspektasi pasar yang lebih besar.
Kemudian, dia mengingatkan proses persiapan menuju IPO juga sangat penting. Perusahaan harus melakukan berbagai langkah persiapan dengan matang, seperti memperbaiki laporan keuangan, memperkuat tim manajemen, dan memilih sekuritas atau penjamin emisi yang kompeten.
Untuk diketahui, BEI menyampaikan saat ini terdapat 29 calon emiten berada dalam daftar atau pipeline penawaran umum perdana saham (IPO).
Berdasarkan data yang dihimpun, calon emiten yang masuk dalam pipeline IPO itu paling banyak berasal dari sektor consumer non-cyclicals dan energi. Sebanyak masing-masing 5 calon perusahaan tercatat berasal dari dua sektor tersebut.
Sementara itu, 3 perusahaan dari sektor basic materials, 2 perusahaan dari sektor consumer cyclicals, dan 3 perusahaan finansial. Lalu, 3 perusahaan healthcare, 3 perusahaan industrials, 1 perusahaan sektor infrastruktur, 3 perusahaan properti dan real estate, serta 1 perusahaan transportasi dan logistik.