Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ) menyentuh auto rejection atas (ARA) 2 hari berturut-turut sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (11/11/2024).
Pada penutupan perdagangan Selasa (12/11/2024), saham DAAZ ditutup naik 25% atau 275 poin ke level Rp1.375 per saham. Saham DAAZ kembali menyentuh ARA setelah saat debut di BEI melejit 25% atau menyentuh ARA ke level Rp1.100 per saham.
Apabila dihitung dari harga initial public offering (IPO) yang dibanderol Rp880 per saham, saham DAAZ sudah melambung 56,25% sejak listing atau dalam 2 hari perdagangan.
Seperti diberitakan Bisnis, DAAZ menawarkan 300 juta saham atau 15,02% dari total saham dalam IPO. Alhasil, perseroan menggalang dana hasil IPO sebesar Rp264 miliar yang mayoritasnya akan digunakan untuk pinjaman kepada anak perusahaan. Selain itu. perusahaan akan menggunakan sebesar 33,34% dari dana IPO untuk pembelian bijih nikel dan modal kerja.
Menengok sejarahnya, PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ) merupakan perusahaan yang berdiri pada 2009. Saat itu, perusahaan berfokus pada perdagangan komoditas batu bara. Namun, seiring berjalannya waktu DAAZ melakukan diversifikasi bisnis.
DAAZ bergerak di bidang perdagangan komoditas batu bara, nikel, dan bahan bakar diesel. Selain itu, juga memiliki lini usaha di jasa angkutan laut, dan jasa pertambangan.
Berdasarkan prospektus, pemilik manfaat akhir atau ultimate beneficial owner DAAZ adalah Erwin Sutanto. Erwin Sutanto selaku pengendali juga merupakan salah satu pengendali dari satu perusahaan terbuka lainnya, yaitu PT Apexindo Pratama Duta Tbk. (APEX).
Direktur Utama DAAZ Mahar Atanta Sembiring mengatakan bahwa fokus perusahaan di antaranya pada pertumbuhan yang berkelanjutan, pengembangan jaringan bisnis, serta inovasi di sektor perdagangan, jasa angkutan laut, dan jasa pertambangan.
“Salah satu katalis dari pertumbuhan dan diversifikasi usaha kami adalah program penghiliran dan industrialisasi pemerintah, terutama untuk mineral nikel,” katanya.
Adapun saat ini, dia mengatakan bahwa DAAZ beroperasi di seluruh wilayah Indonesia, didukung lebih dari 800 karyawan di berbagai wilayah operasi.
Lebih lanjut, Mahar mengatakan bahwa DAAZ mengejar target pertumbuhan pendapatan sebesar 20% hingga akhir 2024.
"Biasanya kalau kami lihat dari tahunannya, itu di atas 20%, tumbuh dari tahun ke tahun," katanya saat konferensi pers di BEI pada Senin (11/11/2024).
Di sisi kinerja keuangan, DAAZ meraup laba bersih Rp43,71 miliar dari hasil penjualan Rp2,58 triliun dalam 4 bulan pertama 2024. Hingga 30 April 2024, total aset yang dimiliki DAAZ mencapai Rp3,43 triliun. Adapun, total liabilitasnya Rp2,15 triliun dan total ekuitasnya Rp1,27 triliun.
Berikut Perjalanan DAAZ hingga Melantai di BEI:
2018
- Mengakuisisi PT Indo Lautan Energi, sebuah perusahaan perdagangan bahan bakar.
2019
- Mendirikan PT Aserra Logistik Indonesia untuk menawarkan solusi logistik kapal tunda dan tongkang untuk tambang di seluruh Indonesia.
2021
- Mengakuisisi PT Bahana Selaras Alam, untuk menawarkan jasa pertambangan kepada perusahaan tambang di seluruh Indonesia.
2022
- Mendirikan PT Bara Makmur Dwitama, sebuah perusahaan perdagangan batubara.
- PT Aserra Logistik Indonesia, melalui anak perusahaannya, PT Pacifik Pelayaran Indonesia menjalin usaha patungan untuk mendirikan PT Trans Logistik Perkasa, menawarkan layanan kapal tunda dan tongkang di seluruh Indonesia.
- PT Trans Logistik Perkasa melakukan pemesanan untuk 15 set kapal tunda dan tongkang baru pada tahun yang sama.
2023
- PT Trans Logistik Perkasa mengakuisisi 38 set kapal tunda dan tongkang, serta tambahan 5 unit kapal tunda.
- PT Trans Logistik Perkasa menerima pengiriman 3 set kapal tunda dan tongkang baru.
- Mendirikan PT Bara Makmur Perkasa, sebuah perusahaan perdagangan batubara yang berfokus pada perdagangan batubara kalori tinggi.