Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Airlangga Buka-bukaan Dampak Pilpres AS ke Harga Minyak Dunia

Menko Airlangga Hartarto mengamini bahwa ada peran dari Kepala Negara AS berikutnya terhadap kondisi harga minyak dunia ke depan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto saat ditemui di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Jakarta, Selasa (22/10/2024). - BISNIS/ Ni Luh Anggela.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto saat ditemui di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Jakarta, Selasa (22/10/2024). - BISNIS/ Ni Luh Anggela.

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons imbas pemilihan presiden (pilpres) AS terhadap harga minyak dunia.

 Dia mengamini bahwa ada peran dari Kepala Negara AS berikutnya terhadap kondisi harga minyak ke depan.

“Kalau harga minyak tentu imbasnya apa yang terjadi di Timur Tengah, di Middle East. Namun tentu kepemimpinan di Amerika akan sangat berpengaruh juga terhadap, baik itu perang di Ukraina maupun perang di Israel,” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/11/2024).

Sekadar informasi, harga minyak dunia terpantau turun tipis pada perdagangan Selasa (5/11/2024) seiring dengan pasar yang bersiap menghadapi ketidakpastian dari pemilihan presiden AS.

Sebelumnya, harga minyak naik lebih dari 2% pada perdagangan Senin (4/11/2024) kemarin karena OPEC+ menunda rencana untuk menaikkan produksi pada bulan Desember dan meredakan kekhawatiran pasokan.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun 0,2% atau 15 sen menjadi US$74,93 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berada di $71,33 per barel, turun 14 sen atau 0,2%.

Harga minyak sebelumnya didukung oleh pengumuman pada Minggu (3/11/2024) dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, untuk menunda kenaikan produksi sebulan dari bulan Desember karena lemahnya permintaan dan meningkatnya pasokan non-OPEC menekan pasar.

Namun, produksi minyak OPEC kembali meningkat pada bulan Oktober seiring dengan dimulainya kembali produksi Libya, menurut survei Reuters, meskipun upaya Irak lebih lanjut untuk memenuhi pemotongan yang dijanjikan kepada aliansi OPEC+ yang lebih luas membatasi peningkatan tersebut.

Lebih banyak minyak bisa datang dari produsen OPEC Iran karena Teheran telah menyetujui rencana untuk meningkatkan produksi sebesar 250.000 barel per hari, situs berita kementerian perminyakan Shana melaporkan pada hari Senin.

Di AS, badai tropis di akhir musim yang diperkirakan akan meningkat menjadi badai kategori 2 di Teluk Meksiko pada minggu ini dapat mengurangi produksi minyak sekitar 4 juta barel, kata para peneliti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper