Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Donald Trump Diunggulkan, Bagaimana Potensi Window Dressing?

Pasar telah mengekspektasi kemenangan Donald Trump, dengan potensi window dressing yang masih mungkin terjadi di akhir tahun ini.
Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat konferensi pers di Trump National Golf Club di Bedminster, New Jersey, Amerika Serikat, Kamis (15/8/2024). Bloomberg/Bing Guan
Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat konferensi pers di Trump National Golf Club di Bedminster, New Jersey, Amerika Serikat, Kamis (15/8/2024). Bloomberg/Bing Guan

Bisnis.com, JAKARTA — Kans calon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memenangkan pemilu AS dalam survei terbaru. Lalu, bagaimana potensi window dressing dengan kans kemenangan Trump ini?

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina menjelaskan berdasarkan hasil survei pemilu AS, saat ini Donald Trump diunggulkan untuk menang. Meski demikian, hasil ini cukup berimbang dengan Kamala Harris.

"Beberapa minggu terakhir market ekspektasinya sudah merespons kemenangan Donald Trump," kata Martha, Senin (4/11/2024).

Dia melanjutkan, pelaku pasar memperkirakan kemenangan Donald Trump akan membawa risiko yang lebih besar dan laju inflasi yang tinggi. Hal ini mengingat kebijakan mengenai imigran dari Donald Trump akan lebih ketat.

Selain itu, lanjutnya, terdapat potensi perang dagang dengan China.

Martha juga mencermati dari sisi US Treasury, imbal hasil telah naik ke posisi tertinggi. Dengan demikian, kata Martha, terdapat risiko ke depan jika Donald Trump memenangkan pemilu AS.

Martha melanjutkan, dengan pemilu AS ini, potensi untuk window dressing di akhir tahun ini harus menunggu hasil dari Pemilu AS dalam dua hingga tiga hari ke depan.

"Kemungkinan untuk terjadinya window dressing, pemangkasan suku bunga The Fed tetap ada. Tetapi sifatnya kami tetap optimistis market Indonesia akan lebih baik ke depan," ucap Martha.

Dia menyarankan investor untuk tetap berhati-hati, karena kondisi geopolitik dengan beberapa peperangan yang terjadi saat ini semakin memanas dan memiliki potensi membesar.

Adapun selain menantikan hasil Pemilu AS, menurut Martha pelaku pasar juga menanti data berikutnya, yakni neraca perdagangan China dan pengumuman suku bunga oleh The Fed.

Dia juga menuturkan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang secara historis volatil pada bulan November dan memiliki potensi turun, maka investor dapat memborong saham pada harga rendah.

"Apalagi kalau ada berita negatif, akan ada penurunan harga di November. Pantau saham-saham yang sudah cukup bagus, cukup murah, dan bisa disimpan sampai kuartal I/2025," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper