Bisnis.com, JAKARTA — Emas yang dianggap sebagai kelas aset safe haven kian menjanjikan untuk diinvestasikan. Bank syariah pun kini bergeliat memberikan kemudahan investasi emas kepada nasabahnya.
Harga emas sendiri memang menunjukan tren peningkatan tiap tahunnya. Berdasarkan data dari Goldprice.org, perubahan harga emas dalam 10 tahun terakhir sudah mencapai lebih dari 110% atau lebih dari dua kali lipatnya.
Kenaikan harga emas pun membuat kelas aset ini kian diminati. Sebab, investasi emas dinilai mampu mendulang cuan. Lestari (30 tahun), seorang pegawai swasta asal Depok, Jawa Barat punya cerita khusus tentang cuan yang diraupnya dari investasi emas.
Kala itu ia baru mulai menapaki tahapan hidup lain dengan bekerja di salah satu perusahaan swasta, usai lulus dari bangku perkuliahan. Dengan semangat setelah menerima gaji pertama, ia berniat menyisihkan sebagian gajinya untuk menabung. Logam mulia emas kemudian yang ia pilih sebagai instrumen investasi.
"Dulu waktu awal pengennya nabung, terus mikirnya ya di emas. Awal-awal hanya satu gram saja coba, sekitar Rp550.000," ujarnya kepada Bisnis pada Sabtu (13/10/2024).
Lewat skema pembiayaan di bank syariah, dia mulai nabung emas secara rutin. Seiring berjalannya waktu, pandemi Covid-19 menimpa. Tak terbayang baginya, ekonomi ambruk.
Baca Juga
Namun, pada era pandemi, tepatnya pada 2020, menjadi tahun yang cuan bagi investasi emas. Kondisi itu juga yang dirasakan Lestari. Harga emas dalam satu gram-nya tembus sekitar Rp1 juta pada 2020.
Begitu pula yang dirasakan oleh Ahmad Habib (31 tahun) yang telah menabung emas sejak 2019. Meski cuan yang dirasakan pegawai swasta asal Bandung, Jawa Barat ini tidak sebesar Lestari, ia menilai investasi emas menjadi kabar baik di tengah momen-momen terguncangnya ekonomi kala pandemi.
"Saya iseng saja saat itu investasi di emas, tapi nyatanya ya lumayan untungnya," ujar Habib kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Kini, investasi emas dinilai masih tetap menjanjikan. Apalagi, kondisi tahun ini diiringi dengan tren penurunan suku bunga acuan yang mendorong kenaikan harga emas.
Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed dan Bank Indonesia (BI) sendiri telah menurunkan suku bunga acuannya sejak bulan lalu, dan kemungkinan akan berlanjut pada akhir tahun ini.
Secara global, harga emas pun masih tetap menunjukan geliat pertumbuhannya pada tahun ini. Harga emas batangan telah memecahkan rekor baru pada bulan lalu. Banderol logam mulia itu menembus posisi all time high (ATH) baru US$2.670,57 per troy per September 2024.
Mengutip informasi pada laman Unit Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga emas Antam untuk bobot 1 gram mencapai harga Rp1.495.000 pada hari ini, Sabtu (12/10/2024), atau naik Rp14.000 dalam 24 jam terakhir.
Financial Planner Aliyah Natasya mengatakan emas memang menjadi salah satu instrumen investasi paling aman di tengah ketidakpastian ekonomi global.
“Emas menjadi salah satu pilihan yang tepat karena relatif aman, likuid, dan menguntungkan dalam jangka waktu sedang maupun panjang,” katanya pada beberapa waktu lalu.
Menurutnya, emas merupakan aset yang likuid karena dapat dengan cepat dicairkan dalam bentuk uang tunai saat diperlukan dalam kondisi mendesak.
“Salah satu pilar emas adalah safety, dikenal sebagai safe-haven. Safety-nya punya nilai intrinsik yang harganya tetap terlindungi dari mata uang apa pun,” jelasnya.
Dia melanjutkan, investasi emas pun memiliki keunggulan keamanan dari segi modal dan kinerja secara historis. Investor dapat memulai dengan modal kecil, sementara nilai harga emas dalam jangka panjang terus bertambah.
Geliat Bank Syariah
Di tengah kilau investasi emas, bank syariah pun berupaya hadir memberikan layanan kepada nasabahnya, salah satunya dilakukan oleh PT Bank BCA Syariah.
BCA Syariah sendiri telah menyediakan produk pembiayaan emas dengan akad murabahah sejak 2014. Direktur BCA Syariah Pranata mengatakan BCA Syariah pun telah mencatatkan pertumbuhan signifikan produk pembiayaan emasnya itu.
Outstanding pembiayaan emas di BCA Syariah telah mencapai Rp127,3 miliar, tumbuh pesat 210,8% secara tahunan (year on year/yoy). Tak hanya itu, jumlah akun pembiayaan emas di BCA Syariah juga melesat dua kali lipat menjadi 6.000 akun pada Agustus 2024.
Selain itu, dilihat dari segmentasi nasabah, pertumbuhan pesat terjadi pada kelompok milenial. Tercatat, 42% dari nasabah pembiayaan merupakan kaum milenial dengan ticket size pembiayaan sebesar Rp21 juta dan jangka waktu pembiayaan yang paling diminati mencapai 1 tahun.
Seiring dengan pesatnya pembiayaan emas, BCA Syariah pun kian bergeliat memberikan kemudahan investasi emas itu kepada nasabahnya.
Pranata mengatakan kemudahan dan kenyamanan layanan merupakan prioritas bagi BCA Syariah. Pembiayaan Emas iB di BCA Syariah itu misalnya dilengkapi kemudahan pengajuan pembiayaan dengan layanan akad di tempat untuk pengajuan pembiayaan di luar cabang.
Saat ini BCA Syariah juga tengah mengembangkan fitur pengajuan pembiayaan Emas iB secara online melalui mobile banking yang terbaru yaitu BSya (bi-sya) by BCA Syariah. Fitur ini dinilai akan memudahkan nasabah dalam mengajukan pembiayaan emas langsung dari ponsel. Dengan begitu, proses pengajuan pun menjadi lebih efisien serta cepat.
“Melalui pembiayaan Emas iB, kami ingin meningkatkan akses masyarakat terhadap produk investasi di bank syariah sekaligus membantu mengamankan masa depan finansial mereka dengan tetap mematuhi prinsip-prinsip syariah,” ujar Pranata pada beberapa waktu lalu.
Pranata pun optimistis kinerja pembiayaan emas di BCA Syariah dapat terus ditingkatkan. Apalagi didorong oleh tren penurunan suku bunga acuan. “Tren penurunan suku bunga ini juga akan kami jadikan momen untuk menggenjot murabahah emas ini,” pungkasnya.