Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Selasa 1 Oktober 2024

Rupiah dibuka melemah 0,33% ke level Rp15.190 per dolar AS pada Selasa (1/10/2024).
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah menuju posisi Rp15.190 pada perdagangan Selasa (1/10/2024). Pelemahan rupiah terjadi di tengah penurunan greenback dan mayoritas mata uang asia lainnya. 

Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 50,50 poin atau 0,33% ke level Rp15.190 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS juga menurun 0,06% ke posisi 100,71.

Sementara itu, mata uang lain di Asia mayoritas ditutup melemah. Yen Jepang dan won Korea, misalnya, masing-masing menurun 0,04% dan 0,36%. Di samping itu, yuan China melemah 0,11%, rupee India turun 0,12%, sedangkan peso Filipina melemah 0,16%. 

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif, tetapi ditutup menguat pada rentang Rp15.080 – Rp15.160 per dolar AS pada akhir perdagangan hari ini. 

Dia mengatakan bahwa pasar tengah menunggu pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell terkait petunjuk percepatan pelonggaran moneter yang akan disampaikan pada pekan ini. 

“Juga akan dirilis data tentang lowongan pekerjaan dan perekrutan swasta, bersama dengan survei ISM tentang manufaktur dan jasa,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Di sisi lain, konflik Timur Tengah juga kembali memanas setelah Israel meningkatkan serangannya ke kelompok militan Hizbullah dan Houthi yang didukung Iran. Hal ini pun memperluas konfrontasi, yang sejalan dengan meningkatnya konflik di Lebanon. 

Dari Asia, aktivitas manufaktur China menyusut tajam pada September 2024 karena pesanan baru di dalam dan luar negeri merosot. Melambatnya manufaktur China juga terlihat dari indeks PMI manufaktur Caixin/S&P Global China yang anjlok menjadi 49,3 pada September 2024.

Sementara itu, dari dalam negeri, pasar mendukung wacana penarikan utang di awal (prefunding) untuk membiayai APBN 2025. Prefunding tersebut akan ditempuh melalui penerbitan melalui surat berharga negara (SBN) valuta asing, bukan SBN rupiah. 

“Likuiditas asing akan sangat membantu menutup gap alias celah kebutuhan investasi jangka panjang. Apalagi, The Fed telah menurunkan suku bunganya hingga 50 bps pada September, dan kemungkinan dua kali kali dengan penurunan minimal 50 bps,” kata Ibrahim.

Dengan penurunan suku bunga, lanjutnya, diharapkan dana deposit di AS akan mengalir ke luar dan berpotensi masuk ke pasar berkembang seperti Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper