Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Lesu Saham Otomotif ASII & IMAS Meski Era Suku Bunga Rendah Dimulai

Kinerja saham emiten otomotif Astra (ASII) dan Indomobil (IMAS) masih tertekan kendati BI dan The Fed telah memangkas suku buga acuan.
Kinerja saham emiten otomotif Astra (ASII) dan Indomobil (IMAS) masih tertekan kendati BI dan The Fed telah memangkas suku buga acuan. Bisnis/Nurul Hidayat
Kinerja saham emiten otomotif Astra (ASII) dan Indomobil (IMAS) masih tertekan kendati BI dan The Fed telah memangkas suku buga acuan. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuannya yang dinilai mampu memberi sentimen positif bagi saham emiten otomotif. Namun, kinerja saham emiten otomotif yakni PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) masih tertekan.

Berdasarkan data RTI Business, harga saham ASII turun 0,98% pada perdagangan hari ini, Senin (30/9/2024) ditutup di level Rp5.050 per lembar. Saham ASII turun 3,35% dalam sepekan perdagangan dan 0,98% dalam sebulan perdagangan.

Harga saham ASII juga masih di zona merah, atau turun 10,62% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd).

Kemudian, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) mencatatkan penurunan harga saham 0,76% ke Rp1.305 pada penutupan perdagangan hari ini. Harga saham IMAS juga masih di zona merah, turun 6,45% ytd.

Adapun, kinerja jeblok saham ASII dan IMAS terjadi di tengah momen penurunan suku bunga acuan. Sebagaimana diketahui, bulan ini Bank Indonesia (BI) mulai menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 6%. Hal itu menjadi penurunan suku bunga pertama sejak Agustus 2022.

Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed juga menurunkan suku bunga acuannya 50 basis poin ke level 4,75%-5,0%.

Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda mengatakan penurunan suku bunga acuan memang mampu mendorong kinerja penjualan emiten otomotif. Namun, saham otomotif masih lesu disebabkan tren penjualan otomotif yang masih melemah sepanjang tahun ini.

"Untuk proyeksi pendapatan dan laba emiten otomotif pada kuartal III/2024, kami juga memperkirakan masih berpotensi lesu," ujar Vicky kepada Bisnis pada Senin (30/9/2024).

Berdasarkan laporan keuangannya, ASII memang telah mencatatkan penurunan laba bersih 9,12% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp15,85 triliun pada semester I/2024. Turunnya laba bersih ASII sejalan dengan pendapatan perseroan yang juga melemah 1,49% yoy menjadi Rp159,96 triliun.

Tak hanya ASII, IMAS mencatatkan kinerja laba yang amblas 87,97% yoy menjadi Rp39,46 miliar hingga periode Juni 2024.

Adapun, ASII dan IMAS juga dihadapkan pada tantangan persaingan pasar dengan pemain lainnya. "Emiten otomotif harus beradaptasi dengan tren global seperti adanya kendaraan listrik yang di mana kompetitor dari luar menjual dengan harga yang lebih murah, selain itu juga persaingan global seperti China salah satunya, sehingga persaingan emiten otomotif sangat ketat," ujarnya.

Ada pula tantangan perubahan regulasi pemerintah terkait emisi gas buang dan standar keselamatan kendaraan dapat meningkatkan biaya produksi.

Ia merekomendasikan IMAS wait and see dan ASII buy on weakness dengan support di level Rp4.880-Rp4.800. Lalu target harga ASII di level Rp5.200-Rp5.280.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper