Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibayangi Aksi Jual Investor Asing, IHSG Diproyeksi Tertekan Pekan Depan

Dibayangi profit taking dan aksi jual investor asing, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bakal tertekan pekan depan, Senin (29/9/2024).
Dibayangi profit taking dan aksi jual investor asing, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bakal tertekan pekan depan, Senin (29/9/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Dibayangi profit taking dan aksi jual investor asing, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bakal tertekan pekan depan, Senin (29/9/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediski fluktutif namun akan ditutup melemah di kisaran 7.600 7.800 pada perdagangan pekan depan, Senin (30/9/2024), terimbas aksi jual investor asing dan adanya indikasi profit taking para pelaku pasar.

Pada perdagangan pekan lalu, Jumat (27/9), IHSG ditutup melemah 0,61% atau 47,59 poin ke level 7.696,91. Sebanyak 246 saham menguat, 312 saham melemah dan 243 saham stagnan. Adapun, kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.875 triliun.

Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan mengatakan IHSG bergerak cenderung berkebalikan dengan indeks-indeks global dan regional dipenutupan perdagangan pekan ini, Jumat (27/9/2024).

“Di samping indikasi profit taking, peningkatan appetite pasar terhadap pasar modal Asia Timur turut menekan IHSG sejalan dengan net sell investor asing signifikan dalam beberapa hari perdagangan terakhir,” kata Valdy lewat keterangan resmi dikutip, Minggu (29/9/2024).

Valdy berpendapat sejumlah stimulus moneter di Amerika Serikat (AS), Eropa dan China belum sempat berdampak pada manufaktur Indonesia di September 2024.

Indeks manufaktur Indonesia diperkirakan berada di 49.5 di September 2024, naik terbatas dari 48.9 di Agustus 2024.

Selanjutnya, harga-harga terindikasi mengalami kenaikan di September 2024 dari kenaikan inflasi inti ke 2.6% yoy di September 2024 dari 2.02% yoy di Agustus 2024.

Atas dasar tersebut, Valdi memperkirakan pergerakan IHSG bakal melebar di kisaran 7.600 sampai dengan 7.800 pekan depan, dengan level pivot 7.700.  Adapun level resistance diperkirakan berada di angka 7.750 dengan support pada level 7.600.

Seperti diketahui, Indeks-indeks Wall Street berakhir beragam di Jumat (27/9/2024). Kendati demikian, Dow Jones Industrial Average cenderung tumbuh 0,33% membukukan level tertinggi saat itu.

Sentimen berasal dari indikasi perlambatan inflasi dari penurunan Personal Consumption Expenditure (PCE) ke 2.2% yoy di Agustus 2024 dari 2.5% yoy di Juli 2024.

Data ini memvalidasi agresivitas pemangkasan suku bunga the Fed dalam FOMC terakhir. Sementara indeks-indeks di Eropa lanjutkan penguatan di Jumat (27/9).

“Penguatan ditopang oleh rally harga saham-saham luxury goods menyusul ekspektasi peningkatan demand dari Tiongkok pasca stimulus moneter oleh PBOC pada pekan lalu,” kata Valdy.

Seperti diberitakan sebelumnya, IHSG parkir di zona merah dengan turun 0,60% ke level 7.696,91 sepanjang perdagangan pekan ini, 23 hingga 27 September 2024. Meski begitu, rata-rata nilai transaksi harian Bursa justru naik menjadi Rp16,36 triliun.

Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan IHSG selama sepekan ditutup mengalami penurunan 0,60% pada posisi 7.696,91 dari 7.743,00 pada pekan sebelumnya.

Kapitalisasi pasar Bursa juga tercatat mengalami penurunan sebesar 1,02% menjadi Rp12.875 triliun dari Rp13.007 triliun pada pekan sebelumnya.

Sementara rata-rata volume transaksi harian Bursa terpantau mengalami perubahan 14,72% menjadi 23,94 miliar lembar dari 28,07 miliar lembar pada penutupan pekan lalu. Adapun, rata-rata nilai transaksi harian Bursa juga tercatat mengalami kenaikan.

"Kenaikan tertinggi pekan ini terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian Bursa yang naik 9,64% menjadi Rp16,36 triliun dari Rp14,92 triliun pada penutupan minggu lalu," kata Kautsar dikutip Minggu (29/9/2024).

__________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper