Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Saham Summarecon (SMRA) Mendaki di Tengah Indikasi IPO Anak Usaha

Keberlanjutan insentif PPN DTP dan menguatnya indikasi IPO anak usaha membuat target saham PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) terkerek menuju level Rp800.
Keberlanjutan insentif PPN DTP dan menguatnya indikasi IPO anak usaha membuat target saham PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) terkerek menuju level Rp800. /dok SMRA
Keberlanjutan insentif PPN DTP dan menguatnya indikasi IPO anak usaha membuat target saham PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) terkerek menuju level Rp800. /dok SMRA

Bisnis.com, JAKARTA – Target saham emiten properti PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) mendaki di tengah kinerja positif yang diraih sepanjang semester I/2024, serta menguatnya indikasi pencatatan saham perdana alias IPO dari anak usaha.

SMRA tercatat mencetak laba bersih sebesar Rp753,68 miliar pada semester I/2024. Perolehan tersebut meningkat 70,50% secara tahunan (year on year/YoY), dibandingkan dengan laba pada periode yang sama tahun lalu yakni Rp442,03 miliar.

Kenaikan laba bersih perseroan sejalan dengan kinerja pendapatan yang meraih Rp5,67 triliun atau tumbuh 89,56% YoY. Perolehan ini dikontribusikan oleh segmen penjualan rumah ke pihak ketiga sebesar Rp3,5 triliun, naik 191,16% dari capaian tahun lalu.

Analis Samuel Sekuritas Ahnaf Yassar Lilo mengatakan kenaikan pendapatan SMRA ditopang oleh insentif PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk rumah di bawah Rp5 miliar. Penguatan tersebut berpotensi berlanjut seiring perpanjangan masa berlaku insentif.

“Perpanjangan insentif PPN hingga akhir tahun 2024 dapat membantu mempertahankan pertumbuhan penjualan properti dan meningkatkan penjualan pemasaran,” ujarnya dalam publikasi riset yang dikutip pada Selasa (24/9/2024).

Ahnaf juga memandang kinerja lebih baik juga berpeluang bertahan pada potensi spin-off anak usaha PT Summarecon Investment Property (SMIP) dan suku bunga yang lebih rendah.

Kendati demikian, risiko yang akan dihadapi SMRA adalah berkurangnya insentif pajak dan tarif pajak yang lebih tinggi pada tahun depan. Faktor ini, kata Ahnaf, dapat menghambat pertumbuhan karena penjualan properti menyumbang 74% dari pendapatan.

Di tengah capaian kinerja dan sentimen yang membayangi, Samuel Sekuritas mempertahankan peringkat beli untuk SMRA dengan target meningkat dari level Rp700 menjadi Rp800.

Sementara itu, rumor terkait initial public offering (IPO) dari anak usaha Summarecon yakni SMIP juga semakin menguat. Dalam laporan keuangan perseroan pada akhir Juni lalu, terdapat pengeluaran sebesar Rp11,13 miliar untuk biaya IPO entitas anak.

SMRA juga baru saja menuntaskan transaksi nontunai (inbreng) ke SMIP senilai Rp8 triliun. Perinciannya, tanah dan bangunan sebesar Rp7,68 triliun, mesin dan perlengkapan mencapai Rp219,17 miliar, dan aset lainnya dengan nominal Rp96,02 miliar.

Tim Riset Stockbit menyebutkan penjualan Summarecon Mal Kelapa Gading kepada SMIP merupakan bagian dari restrukturisasi untuk mempersiapkan anak usaha melantai di bursa.

“Faktor ini, ditambah dengan pemotongan suku bunga dari The Fed dan Bank Indonesia, membuat kami beropini bahwa SMRA akan segera melakukan IPO untuk SMIP yang berpotensi unlock value bagi perseroan,” tulis riset Stockbit.

Analis CGS International Baruna Arkasatyo juga memberikan pandangan serupa. Menurutnya, transfer aset yang dilakukan SMRA meningkatkan indikasi IPO lantara SMIP kini memiliki semua aset pendapatan berulang atau recurring income perseroan.

SMRA sejatinya telah mengkaji kemungkinan pencatatan SMIP sejak 2015. Namun, rencana ini tidak berlanjut karena diperkirakan kondisi pasar tidak begitu menguntungkan.

“Berdasarkan estimasi kami, Ebitda berulang SMRA sebesar Rp1,1 triliun untuk 12 bulan yang berakhir pada Maret 2024 akan menghasilkan valuasi aset sebesar Rp16 triliun untuk SMIP. Ini bernilai 1,5 kali dari kapitalisasi pasar SMRA saat ini sebesar Rp11 triliun,” pungkasnya.

CGS Internasional mempertahankan rekomendasi add untuk SMRA dengan target harga yang tidak berubah yakni Rp715. Pada perdagangan Selasa (24/9) hingga pukul 13.32, saham Summarecon berada di level Rp695 atau naik 20,87% year to date.

___________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper