Bisnis.com, JAKARTA - PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) meraup dana Rp6,9 triliun usai menjual sebagian kepemilikan saham PT Siloam Hospitals Tbk. (SILO) untuk mengurangi beban utang dan penyelesaian kewajiban.
LPKR telah menjual 18,57% sahamnya di SILO, sehingga membuat kepemilikan perseroan di Siloam turun menjadi 29,09%.
Presiden Direktur LPKR Marlo Budiman mengatakan keputusan tersebut dilakukan untuk mengurangi tingkat utang, memperkuat fokusnya pada bisnis real estat dengan tetap mempertahankan kepentingan strategis pada SILO.
Dia menjelaskan keputusan untuk mengurangi kepemilikan saham SILO tersebut merupakan bagian dari strategi LPKR yang lebih luas untuk berkonsentrasi pada bisnis operasional kawasan yang terintegrasi penuh; meliputi land banking, pengembangan kota mandiri, perumahan, lahan industri, perhotelan, mal gaya hidup, dan taman pemakaman.
LPKR menerima dana tunai sebesar Rp6,9 triliun dari transaksi ini, setelah dikurangi pajak. Sekitar Rp3,9 triliun akan digunakan untuk membayar utang, termasuk obligasi dolar perseroan dan pinjaman lainnya.
Sisanya akan digunakan untuk investasi lebih lanjut, penyelesaian proyek, modal kerja dan tujuan korporasi lainnya. Adapun, dari transaksi ini, utang bersih LPKR diproyeksikan akan turun menjadi Rp4,3 triliun.
Baca Juga
"Transaksi ini menandai sebuah langkah maju dalam penyelarasan strategis perseroan terhadap bisnis utama kami di bidang real estat. Meskipun kami mengurangi kepemilikan saham di SILO, kami tetap berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan dan kesuksesan SILO sebagai pemegang saham strategis,” kata Marlo dalam keterangannya, Kamis (19/9/2024).
LPKR tetap optimis tetapi tetap berhati-hati terhadap masa depan bisnis perseroan, dengan keyakinan bahwa langkah ini akan meningkatkan fleksibilitas keuangan dan memperkuat posisi Perseroan di industri real estate.
Sejak pendirian rumah sakit pertamanya di Lippo Village pada 1992, LPKR telah membangun SILO menjadi jaringan layanan kesehatan dengan 41 rumah sakit dan lebih dari 70 klinik di seluruh Indonesia.