Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Selasa 17 September 2024

Usai long weekend, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi akan menguat pada Selasa (17/9/2024).
Ana Noviani, Fahmi Ahmad Burhan
Selasa, 17 September 2024 | 15:50
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi akan menguat pada Selasa (17/9/2024).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan Jumat (13/9/2024) dengan menguat 0,24% atau 37,5 poin ke posisi Rp15.401,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau menurun 0,38% ke posisi 100,98.

Sama seperti rupiah, mata uang Asia lainnya pun mengalami penguatan. Yen Jepang misalnya menguat 0,84%, dolar Taiwan menguat 0,53%, dan won Korea menguat 1,02%.

Sejumlah mata uang Asia lainnya yang mencatatkan penguatan adalah peso Filipina menguat 0,27%, rupee India menguat 0,07%, dan yuan China menguat 0,33%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan bergerak fluktuatif pada pekan ini, Selasa (17/9/2024).

“Mata uang rupiah fluktuatif [pekan depan] namun ditutup menguat di rentang Rp15.350 — Rp15.420,” ujarnya dalam riset yang dikutip, Sabtu (14/9/2024).

Ibrahim mengatakan ekonomi Indonesia tengah berada di persimpangan jalan yang penuh tantangan. Serangkaian data terbaru menunjukkan sinyal-sinyal pelemahan yang semakin mengkhawatirkan.

Deflasi yang terjadi selama empat bulan berturut-turut, penurunan Purchasing Managers Index (PMI) di bawah ambang batas ekspansi, dan peningkatan angka pengangguran menjadi bukti nyata melambatnya pertumbuhan ekonomi.

Kondisi deflasi yang tidak biasa ini mengindikasikan melemahnya daya beli masyarakat, terutama kelas menengah.

Penurunan konsumsi, khususnya pada sektor restoran dan properti, memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian. Kondisi ini semakin diperparah dengan penurunan permintaan kredit, baik untuk modal kerja maupun konsumsi.

Lebih lanjut, mengatakan pada perdagangan pekan ini, pasar tetap pada ekspektasi pemotongan suku bunga acuan, meskipun ada beberapa pembacaan inflasi yang kuat pekan ini.

Sementara itu, lanjut dia, pembacaan inflasi awalnya melihat taruhan bergeser ke arah pengurangan 25 basis poin oleh The Fed pekan depan. Beberapa data pasar tenaga kerja yang lemah membuat taruhan pada pengurangan 50 basis poin kembali berlaku.

CME Fedwatch menunjukan pasar memperkirakan peluang 56% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pekan depan, bersama dengan peluang 44% untuk pengurangan 50 basis poin.

"Bank sentral secara luas diharapkan untuk memulai siklus pelonggaran mulai pekan depan setelah sinyal dovish dari sejumlah pejabat Fed dalam beberapa pekan terakhir," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis pada Jumat (13/9/2024).

15:49 WIB
Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp15.335 per Dolar AS

Merujuk data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 67 poin atau 0,43% ke level Rp15.335 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (17/9/2024). Alhasil, rupiah sudah menguat 7,02% dalam 3 bulan terakhir

Penguatan rupiah seirama dengan mata uang Asia yang kompak menghijau terhadap greenback. Nilai tukar baht Thailand terpantau naik 0,024%, dolar Taiwan 0,36%, won Korea Selatan 0,2%, dan dolar Singapura menguat 0,11% terhadap dolar AS. 

Selain itu, peso Filipina terapresiasi 0,33%, ringgit Malaysia 0,62%, yen Jepang 0,08%, rupee India 0,16%, dan yuan China 0,28% terhadap dolar AS. 

12:08 WIB
Rupiah Bertahan di Zona Hijau

Rupiah masih bertahan di zona hijau pada perdagangan hari ini, Selasa (17/9/2024), hingga pukul 12.00 WIB. 

Merujuk data Bloomberg, rupiah terapresiasi 0,44% atau 68,5 poin ke posisi Rp15.333 per dolar AS. 

Helmy Kristanto, Chief Economist & Debt Research Division Head BRI Danareksa Sekuritas, menyampaikan pihaknya melihat Bank Indonesia memiliki potensi untuk menurunkan suku bunga di bulan September.

"Apabila diikuti dengan penurunan suku bunga The Fed dengan tone yang tidak terlalu dovish, penurunan tersebut dapat berdampak positif terhadap rupiah ke depannya karena akan menarik aliran modal asing masuk," paparnya kepada Bisnis.

Namun, apabila tone dari The Fed ketika menurunkan suku bunga lebih kearah ada potensi perlambatan ekonomi AS yang lebih dari perkiraan sebelumnya, rupiah dapat mengalami volatilitas karena investor cenderung akan flight to safety ke obligasi pemerintah AS.

"Ke depan, kami melihat potensi BI untuk menurunkan suku bunga sekali lagi ditahun ini, membuat total penurunan suku bunga menjadi 50 basis poin pada 2024."

09:35 WIB
Rupiah Dibuka Menguat

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 84 poin atau 0,55% ke posisi Rp14.317,5 per dolar AS pada awal perdagangan hari ini, Selasa (17/9/2024). Adapun, indeks dolar AS turun tipis 0,086 aatau -0,09% ke level 100,676. 

Rupiah menguat bersama yuan China 0,04%, yen Jepang 0,15%, dolar Singapura 0,07%, won Korea Selatan 0,2%, dan dolar Hong Kong 0,02%. Di sisi lain, dolar AS masih bertenaga di hadapan dolar Australia yang melemah 0,01%, euro -0,04%, pound sterling -0,07%, dan dolar Selandia baru 0,1%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper