Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramalan Laba Telkom (TLKM) Usai Program Pensiun Dini 1.008 Pegawai

Ruang pemulihan kinerja Telkom (TLKM) terbuka seiring berlalunya program pensiun dini yang menelan biaya Rp1,24 triliun pada semester I/2024.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Heri Supriadi dalam acara Public Expose Live 2024 di Jakarta, Senin (26/8)/ Telkom
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Heri Supriadi dalam acara Public Expose Live 2024 di Jakarta, Senin (26/8)/ Telkom

Bisnis.com, JAKARTA – Pemulihan kinerja laba emiten BUMN telekomunikasi, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) diproyeksikan terjadi pada kuartal III/2024 usai perseroan menggelar program pensiun dini atas 1.008 pegawai dengan biaya Rp1,24 triliun. 

Program pensiun dini, yang dijalankan pada semester I/2024, merupakan salah satu strategi TLKM dalam melakukan penataan sumber daya manusia (SDM). Langkah ini juga bertujuan menyukseskan transformasi 5 Bold Moves yang dijalankan perseroan. 

Kendati demikian, program itu turut mempengaruhi kinerja keuangan TLKM. Perseroan mencatatkan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Rp11,76 triliun, turun 7,80% year-on-year pada semester I/2024. 

Penurunan laba bersih terjadi saat perseroan mencetak pendapatan sebesar Rp75,29 triliun, tumbuh 2,47% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni Rp73,47 triliun. 

Namun, pendapatan itu tergerus oleh sejumlah beban dan biaya, salah satunya dari beban karyawan yang meningkat 20,92% YoY menjadi Rp9,48 triliun. Kenaikan ini disebabkan oleh pos program pensiun dini yang menelan biaya Rp1,24 triliun. 

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Gani mengatakan bahwa manajemen TLKM memastikan pengeluaran untuk program pensiun dini hanya terjadi satu kali. Perseroan, kata Gani, juga tidak memiliki rencana untuk menerapkan program tersebut dalam waktu dekat. 

“Dengan demikian, kami memperkirakan laba akan mencapai titik terendah pada kuartal II/2024 dengan pemulihan yang diharapkan terjadi pada kuartal III/2024, meskipun ini merupakan kuartal yang biasanya lambat untuk mobile,” ujarnya dalam riset, Jumat (30/8/2024). 

Gani menambahkan bahwa laporan kinerja laba TLKM pada kuartal tiga mendatang akan menjadi kunci dalam pemeringkatan kembali harga saham perusahaan. 

Berdasarkan pandangan Ciptadana Sekuritas, laba TLKM pada kuartal III/2024 akan didukung oleh efisiensi biaya dan pertumbuhan yang lebih dalam bisnis layanan non-mobile

Meskipun kinerja laba diproyeksikan pulih pada kuartal III/2024, Ciptadana Sekuritas memiliki pandangan baru untuk kinerja TLKM yaitu proyeksi perolehan laba yang lebih rendah sebesar 4,6% – 2,4% untuk periode 2024 hingga 2026. 

Ciptadana Sekuritas sejauh ini masih menyematkan rekomendasi beli untuk saham TLKM dengan target harga Rp4.000 per saham, lebih rendah dari sebelumnya Rp4.200.  

Melansir Bloomberg Terminal, analis UOB KayHIan Paula Ruth merekomendasikan beli untuk TLKM dengan target harga Rp4.200. Peringkat beli juga disematkan oleh analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy dan analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis dengan target harga masing-masing Rp3.600 dan Rp4.250 per saham.  

Di sisi lain, analis Macquarie Indra Cahya menyarankan netral terhadap TLKM dengan target harga Rp3.300 per saham. Sementara itu, peringkat hold diberikan oleh analis CGS International Bob Setiadi terhadap TLKM dengan target harga Rp3.200 per saham. 

Dari lantai bursa, saham TLKM bertengger di level Rp3.060 hingga Jumat (30/8/2024). Banderol ini mencerminkan penurunan sebesar 22,53% year-to-date (YtD), tetapi menguat 8,90% dalam kurun 3 bulan terakhir. 

 

PROYEKSI BISNIS SEMESTER II/2024

Dalam perkembangan lain, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Heri Supriadi mengatakan perseroan membidik pertumbuhan pendapatan low single digit, serta laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) margin di 50%-52% pada 2024.

Selain itu, capex to revenue ditargetkan mencapai 22%-24% sepanjang tahun ini. Menurut Heri, prospek semester II/2024 di sektor telekomunikasi masih cukup menjanjikan. Salah satunya, penetrasi di pasar seperti fix broadband yang dinilai masih rendah. 

Dia mengatakan sederet bisnis yang dijalankan TLKM, mulai dari seluler, fix broadband, data center, hingga menara juga menurutnya masih memiliki ruang bertumbuh. 

Pada 2024, Heri mengatakan TLKM masih berfokus pada pada percepatan transformasi melalui strategi utama five bold moves (5BM), yang melayani segmen business-to-consumer (B2C) dan business-to-business (B2B) guna menangkap peluang di sektor Telekomunikasi.

“Sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar, kami memiliki peluang untuk menjadi katalis ekonomi digital di Indonesia. Menurut kami, hal ini penting mengingat industri telekomunikasi sedang berevolusi dengan perubahan teknologi yang sangat cepat,” ucapnya.

Untuk mencapai pertumbuhan dan meningkatkan produktivitas, TLKM akan memaksimalkan efek sinergi dari Fixed Mobile Convergence (FMC) dalam laporan kinerja keuangan melalui peningkatan pendapatan, efisiensi beban operasional, dan efektivitas belanja modal. 

Di sisi lain, dalam mengembangkan segmen B2B, Heri menyampaikan TLKM melalui anak usahanya NeutraDC terus beradaptasi dan fokus pada penciptaan pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan dalam konektivitas digital.

NeutraDC saat ini tengah berencana menambah kapasitas pusat data sebesar 18 MW untuk Hyperscale Data Center Cikarang. NeutraDC juga bakal melanjutkan ekspansi enterprise data center dan edge data center

Peningkatan kapasitas ini bertujuan mengantisipasi permintaan penyimpanan awan atau cloud storage dan processing yang terus bertumbuh seiring dengan meningkatnya kebutuhan kecerdasan artifial atau AI. NeutraDC juga terbuka terhadap kerja sama strategis dengan mitra global guna meningkatkan nilai sebagai pusat ekosistem digital. 

---------------------------

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper