Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Grup Salim, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI) memperkirakan realisasi belanja modal hingga akhir 2024 menyentuh kisaran Rp100 miliar—Rp120 miliar sejalan dengan penyelesaian pabrik baru perseroan di Pekanbaru, Riau.
Hadi Susilo, Head of Investor and Public Relations Nippon Indosari Corpindo, mengatakan perseroan telah menyerap belanja modal sekitar Rp52 miliar pada paruh pertama 2024. Realisasi itu lebih rendah 40% dibanding serapan capital expenditure (capex) pada periode yang sama 2023 sekitar Rp130 miliar.
“Sampai akhir tahun kami perkirakan capex Rp100 miliar—Rp120 miliar sejalan dengan penyelesaian pabrik baru kami di Pekanbaru yang diharapkan mulai beroperasi pada akhir tahun ini,” jelasnya dalam Pubex Live 2024, Selasa (27/8/2024).
Pabrik Pekanbaru akan menjadi pabrik ke-15 yang dioperasikan oleh produsen roti merek Sari Roti itu. Menurut Hadi, operasional pabrik Pekanbaru akan memperkuat eksistensi perseroan di regional Indonesia bagian barat.
Lebih lanjut, Hadi mengatakan rampungnya pabrik ke-15 itu menjadi penutup rangkaian ekspansi fasilitas produksi ROTI yang sudah bergulir sejak 2017. Hasilnya, perseroan memiliki 15 pabrik yang memiliki kapasitas yang cukup untuk mendukung pertumbuhan penjualan hingga 2026.
“Sampai 2026 kami tidak perlu investasi baru. Capex akan berangsur normal dalam 2 tahun ke depan sehingga berpotensi meningkatkan profitabilitas,” imbuhnya.
Terkait dengan ongkos produksi, Hadi menambahkan ROTI terus memantau perkembangan harga komoditas bahan baku perseroan. Salah satunya, gandum yang merupakan bahan baku tepung terigu yang merupakan komoditas impor Indonesia.
Menurutnya, harga gandum global sudah relatif membaik ke level di bawah US$600 per ton. Kondisi itu berpotensi membuka ruang bagi ROTI untuk mempertahankan gross margin.
“Selain itu, fluktuasi kurs juga mempengaruhi biaya produksi kami,” ucapnya.
Meski begitu, ROTI mengaku tidak melakukan penyesuaian harga jual pada paruh pertama 2024. Hadi menyebut kenaikan penjualan sebesar 5% murni didorong oleh pertumbuhan volume penjualan roti dan kue, terutama di luar Jawa.
“Kami optimistis paruh kedua akan lebih baik, secara historis seperti itu. Dengan pertumbuhan profit yang lebih baik pada semester II/2024, mudah-mudahan EPS [earnings per share] lebih baik pada tahun ini.”