Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bocoran Target Saham INKP Terbaru Setelah Tebar Dividen 2024

Saham INKP masih menyimpan potensi return hingga 79,9% menurut konsensus para analis.
Jajaran Direksi dan Komisaris PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2023, Rabu (19/6/2024). RUPST menyetujui pembagian dividen sebesar Rp50 per saham. /Bisnis-Artha Adventy.
Jajaran Direksi dan Komisaris PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2023, Rabu (19/6/2024). RUPST menyetujui pembagian dividen sebesar Rp50 per saham. /Bisnis-Artha Adventy.

Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan saham INKP langsung terkoreksi pada sesi pembukaan perdagangan Jumat (19/7/2024) yang bersamaan dengan jadwal pembayaran dividen 2024.

Berdasarkan data RTI Business, harga saham INKP langsung terkoreksi ke Rp8.450 pada pembukaan Jumat (19/7/2024). 

Menurut konsensus analis Bloomberg, sebanyak tujuh sekuritas yang mengulas saham INKP seluruhnya memberikan rekomendasi beli hingga Jumat (19/7/2024) pukul 09:00 WIB. 

Adapun, target harga saham INKP berada di Rp15.288 dalam 12 bulan ke depan menurut konsensus analis. Posisi itu mencerminkan potensi return 79,9% dari Rp8.500.

PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) dijadwalkan melakukan pembayaran dividen 2024 yang berasal dari kinerja tahun buku 2023 pada Jumat (19/7/2024).

Emiten kertas Grup Sinarmas itu memutuskan pembagian dividen tunai Rp273,54 miliar. Dengan demikian, pemegang saham INKP yang berhak akan mendapatkan jatah Rp50 per lembar.

Direktur Keuangan Indah Kiat Pulp & Paper Kurniawan sebelumnya mengatakan pemegang saham dalam RUPST menyetujui penggunaan laba bersih sebesar US$16,83 juta setara Rp273,54 miliar atau sebesar Rp50 per saham sebagai dividen tunai kepada pemegang saham.

“Sebanyak US$16,83 juta dengan kurs jisdor 31 Mei 2024 untuk dibagikan sebagai dividen tunai kepada pemegang saham,” kata Kurniawan dalam keterangan resmi, Rabu (19/5/2024).

Dividen tersebut memiliki rasio sebesar 4,09% dari total laba bersih yang tercatat sebesar US$411,46 juta sepanjang 2023. Adapun saham INKP saat ini berada di level Rp8.800 maka dengan asumsi harga saham tersebut, dividend yield INKP tercatat sebesar 0,56%.

Selain dibagikan sebagai dividen, RUPS INKP juga menyetujui penggunaan sebesar US$10 juta atau setara Rp162,53 miliar sebagai cadangan sesuai UU yang berlaku. Kemudian sisa laba bersih setelah pajak akan dimasukkan sebagai saldo laba atau retained earnings.

Dalam kesempatan berbeda, Kurniawan mengungkapkan INKP menargetkan penjualan naik 3,5% menjadi sebesar US$3,6 miliar dibandingkan dengan pendapatan 2023. Sementara untuk laba, Kurniawan tidak merincikan karena sangat dipengaruhi oleh harga jual produk, demand produk, serta fluktuasi rupiah. 

“Target penjualan US$3,6 miliar naik 3,5% dibandingkan dengan 2023. Sementara laba sangat dipengaruhi oleh harga jual produk, demand produk dan juga fluktuasi rupiah,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (19/6/2024). 

Kurniawan menjelaskan lebih lanjut, salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja INKP adalah harga bubur kertas. Dia mengatakan harga bubur kertas di kuartal II/2024 juga diyakini meningkat atau lebih tinggi dari kuartal I/2024. 

Meski harga pulp naik dan terdapat volatilitas rupiah, INKP masih dibayangi beberapa kondisi global yang akan mempengaruhi kinerja. 

Kurniawan mengatakan untuk harga pulp memang sangat dinamis. Meski diyakini lebih tinggi di kuartal II/2024, masih ada sentimen geopolitik serta ekonomi global khususnya penguatan ekonomi China yang belum terlihat.

Selain harga pulp, fluktuasi rupiah juga menjadi salah satu pendongkrak kinerja INKP. Hal tersebut karena INKP membukukan laporan keuangan dengan menggunakan dolar AS, maka selisih kurs akan memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja. 

“Ya memang pembukuan kita dalam dolar, kalau dolar menguat kita ada laba selisih kurs, seperti kuartal I/2024 kita ada laba selisih kurs. dolarnya menguat terhadap mata uang asing. Kebalikannya kalau dolar melemah kita ada rugi selisih kurs,” jelasnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper