Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diam-Diam Ada Pemodal Raksasa Rajin Lego Saham BREN

Salah satu investor kakap terpantau diam-diam rajin menjual sebagian kepemilikan saham BREN sejak Mei 2024.
M. Nurhadi Pratomo,Rizqi Rajendra
Selasa, 9 Juli 2024 | 18:01
Jajaran Direksi PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan PT Pulau Subur Tbk. (PTPS) bersama Direksi Bursa Efek Indonesia dalam ceremony pencatatan perdana saham, Senin (9/10/2023). Saham BREN dibuka ARA di hari perdana perdagangannya. (Bisnis/Artha Adventy)
Jajaran Direksi PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan PT Pulau Subur Tbk. (PTPS) bersama Direksi Bursa Efek Indonesia dalam ceremony pencatatan perdana saham, Senin (9/10/2023). Saham BREN dibuka ARA di hari perdana perdagangannya. (Bisnis/Artha Adventy)

Bisnis.com, JAKARTA — Aksi divestasi atau jual sebagian saham BREN dilakukan oleh salah satu investor kakap sejak Mei 2024.

Pergerakan harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) parkir di Rp9.950 pada akhir perdagangan Selasa (9/7/2024). Posisi itu mencerminkan kenaikan 64,46% dalam sebulan terakhir.

Di tengah kenaikan harga saham BREN dalam sebulan terakhir, salah satu pemodal raksasa terpantau getol menjual sebagian kepemilikan.

Berdasarkan data Bloomberg, kepemilikan BlackRock Inc. di Barito Renewables Energy terus menyusut sejak Mei 2024.

Secara terperinci, BlackRock masih memegang 156,80 juta lembar saham BREN pada akhir April 2024. Posisi itu menyusut menjadi 155,55 juta pengujung Mei 2024.

Selanjutnya, jumlah saham BREN yang dipegang oleh BlackRock kembali turun menjadi 150,65 juta pada akhir Juni 2024. Porsi kembali menyusut menjadi 149,79 juta periode berjalan Juli 2024.

Sebagai pengingat, IHSG sempat mengalami volatilitas yang signifikan, terutama setelah saham BREN milik konglomerat Prajogo Pangestu masuk PPK FCA pada 29 Mei 2024 karena disuspensi selama dua hari Bursa akibat aktivitas perdagangan. 

Masuknya BREN ke PPK FCA kala itu menyeret IHSG jatuh ke level terendahnya sepanjang tahun ini, menjadi 6.726,92 pada 19 Juni 2024. Hal itu bukan tanpa alasan, mengingat BREN merupakan emiten big caps dengan kapitalisasi pasar paling jumbo di BEI, sempat menyentuh Rp1.500 triliun.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan dalam tindakan pengawasan maupun menjalankan peraturan, Bursa tidak bisa bersifat kondisional. Artinya, jika IHSG turun karena saham big caps masuk ke dalam PPK FCA, itu merupakan konsekuensi yang perlu diterima bersama.

“Jadi kalau memang perlu diambil tindakan sesuai dengan SOP, ya itu tetap kami lakukan apapun konsekuensinya. Jadi enggak dalam upaya untuk menjaga indeks, atau menjaga perasaan kan. Jadi, apapun konsekuensinya tetap harus dilakukan," ujarnya dikutip Senin (8/7/2024).

BEI juga menyebut risiko turunnya IHSG bukan hanya disebabkan karena adanya PPK FCA, melainkan juga ada faktor-faktor eksternal seperti kondisi ketidakpastian ekonomi makro maupun global.

Bursa Efek Indonesia (BEI) memang telah merevisi aturan PPK FCA per 21 Juni 2024, namun kriteria nomor 10 masih belum diubah, yakni saham yang dikenakan penghentian sementara perdagangan efek selama lebih dari satu hari bursa yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan. 

Kriteria itu menimbulkan kontroversi di kalangan investor, sebab suatu saham yang disuspensi BEI selama dua hari karena aktivitas perdagangan bisa langsung masuk PPK FCA, termasuk emiten big caps.

Pada saat bersamaan, Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Kristian Manullang pun mengakui bahwa tidak hanya BREN, namun emiten berkapitalisasi pasar besar lainnya juga berisiko masuk FCA.

Dia juga menyinggung soal pihak-pihak tertentu yang menyebabkan anomali harga suatu saham. Artinya, saham tersebut mengalami kenaikan atau penurunan harga yang tidak wajar. 

“Ada kemungkinan indikasinya ada pihak-pihak tertentu yang melakukan sesuatu. Kita jangan dulu bilang manipulasi ya, indikasi ada anomali gitu ya, jadi [fluktuasi harga] tidak biasa,” ujarnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper