Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (7/6/2024) ditutup melemah menyentuh level terendah sepanjang tahun 2024. Analis melihat terdapat kaitan antara anjloknya IHSG ini dengan saham PT Barito Renewables EnergyTbk. (BREN) yang masuk Papan Pemantauan Khusus (PPK) dengan mekanisme Full Call Auction (FCA).
IHSG sempat menyentuh level terendah sejak awal tahun ini di level 6.887,87 pada perdagangan hari ini. IHSG ditutup melemah 1,10% ke level 6.897,95. Melemahnya IHSG juga turut membuat kapitalisasi pasar IHSG terjun ke Rp11.519 triliun.
Sementara itu, saham BREN anjlok 9,70% menjadi Rp6.050. Sepekan terakhir, saham BREN turun 26,44%. Kapitalisasi pasar BREN pun amblas menjadi Rp809,41 triliun setelah sebelumnya menyentuh Rp1.500 triliun.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan masuknya BREN ke PPK FCA memang memberikan dampak terhadap pelemahan IHSG.
"Masuknya BREN ke papan pemantauan khusus tentu memberikan dampak, khususnya dari sisi pelaku pasar dan investor yang mungkin kecewa," kata Nico, Jumat (7/6/2024).
Nico melanjutkan pasar modal di pekan ini sebenarnya memiliki cukup banyak sentimen positif, yang dapat dirasakan oleh indeks di kawasan Amerika. Selain itu, lanjutnya, European Central Bank juga sudah memangkas tingkat suku bunganya hari ini.
Baca Juga
Lebih lanjut, Nico mengatakan investor saat ini dapat mencari saham-saham yang mengalami koreksi, yang memiliki fundamental bagus, dan potensi valuasi di masa yang akan datang. Dia juga mengingatkan investor untuk memperhatikan profil risiko masing-masing agar cermat dalam memilih saham.
Adapun untuk sentimen-sentimen yang akan menunggu IHSG ke depan menurut Nico datang dari potensi penurunan tingkat suku bunga The Fed yang lebih besar di tahun ini, Bank Sentral Eropa masih memiliki potensi penurunan sebanyak 50 bps, dan berbagai Bank Sentral yang mulai menurunkan tingkat suku bunga.
Lalu, sentimen juga datang dari inflasi dan ketenagakerjaan Amerika yang mulai terkendali, proses menjelang masa transisi kenaikan presiden baru, dan harga minyak yang mengalami penurunan, menjaga inflasi untuk tetap rendah.
Sementara itu, sentimen negatif dari IHSG menurutnya datang dari inflasi yang belum sepenuhnya terkendali, gagalnya penurunan tingkat suku bunga, dan tensi geopolitik.
Di sisi lain, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menuturkan volatilitas IHSG yang terjadi saat ini dipengaruhi oleh seluruh saham, baik yang berada dalam FCA ataupun di luar FCA.
"Pada kesempatan yang sebelumnya, ada juga saham-saham yang terus menerus begitu kan," ujar Jeffrey, Kamis (6/6/2024).
Dia menuturkan apabila membicarakan fluktuasi atau dinamika pasar, maka fluktuasi tersebut tidak hanya teradi di pasar Indonesia. Jeffrey mencermati dalam seminggu ini, seluruh bursa global berdinamika tinggi, tidak hanya khusus di Indonesia.
"Secara global terjadi fluktuasi karena adanya ketidakpastian dan perkembangan yang tidak terantisipasi, dan situasi geopolitik. Jadi tidak khusus di Indonesia," ucapnya.