Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asa Blibli (BELI) Menuju Profitabilitas

Emiten lokapasar, PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) mencatatkan kinerja positif pertumbuhan
Salah satu Gerai Blibli yang terletak di Jakarta. Blibli menjual iPad Gen 9 dengan harga yang terjangkau/Bisnis.com - Rika Anggraeni
Salah satu Gerai Blibli yang terletak di Jakarta. Blibli menjual iPad Gen 9 dengan harga yang terjangkau/Bisnis.com - Rika Anggraeni

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten lokapasar, PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) mencatatkan kinerja positif pertumbuhan 

pendapatan bersih hingga peningkatan take rate pada kuartal I/2024. Kinerja ini menjadi modal penting BELI mengejar target profitabilitas.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2024, emiten yang mengelola platform perdagangan dan gaya hidup omnichannel—Blibli dan platfom perjalanan daring—tiket.com ini mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp3,92 triliun tumbuh 2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp3,83 triliun.

Kinerja tersebut ditopang terutama karena pertumbuhan pendapatan institusi yang melejit 158% menjadi Rp1,19 triliun dari periode yang sama sebelumnya sebesar Rp461 miliar. 

Selain itu, penopang kinerja pendapatan juga berasal dari aktivitas toko fisik yang naik 29% menjadi Rp1,29 triliun. Pendapatan dari sektor ritel 3P atau penjualan produk dan layanan oleh penjual pihak ketiga (3P) yang tumbuh 10% menjadi Rp302 miliar. Adapun, segmen ritel 1P mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,13 triliun.

Menariknya, BELI juga mencatatkan efisiensi cukup signifikan pada beban pokok penjualan sehingga terjadi penurunan beban pokok menjadi Rp3,18 triliun. Hasilnya, laba bruto BELI naik 29% menjadi Rp742,87 miliar daripada tahun lalu yang sebesar Rp577,13 miliar.

Efisiensi juga berhasil dicatat dari penurunan beban penjualan dari Rp568,7 miliar pada kuartal I/2023 menjadi 

Rp453,42 miliar pada kuartal I/2024. Adapun, setelah dikurangi biaya lainnya, BELI mencatatkan peningkatan kinerja profitabilitas yang tercermin dari penurunan rugi bersih menjadi Rp696,06 miliar dari posisi kuartal yang sama tahun lalu sebesar Rp883,60 miliar.

Kinerja ini menunjukkan take rate semakin meningkat dari 4,9% menjadi 6,3% secara YoY, yang menghasilkan pertumbuhan Laba Bruto Sebelum Diskon (Gross Profit Before Discount/GPBD) sebesar 29% YoY.

Chief Financial Officer Blibli Ronald Winardi menjelaskan struktur biaya pun semakin membaik, tecermin dari penurunan persentase Beban Operasional konsolidasi terhadap Total Processing Value (TPV) dari 8,1% menjadi 7,7% YoY.

“Disiplin komersial terus berlanjut pada kuartal pertama tahun ini, menghasilkan peningkatan Laba Bruto konsolidasi sebesar 29% YoY meskipun kondisi pasar penuh dengan tantangan. Dikombinasikan dengan penurunan biaya penjualan sebesar 20% YoY, pengurangan kerugian terus berlanjut, inci demi inci, baris demi baris,” jelasnya, Rabu (1/5).

BELI mencatatkan posisi kas dan setara kas naik 56% menjadi Rp2,96 triliun pada 

kuartal I/2024 dibandingkan dengan akhir tahun 2023 sebesar Rp1,89 triliun. Adapun, jumlah liabilitas juga turut meningkat 

34% menjadi Rp6,69 triliun, sedangkan jumlah asetnya juga tumbuh menjadi Rp14,89 triliun.

CEO & Co-Founder Blibli Kusumo Martanto menerangkan dengan melihat kuartal pertama 2024, pendorong memperkuat posisi sebagai ekosistem perdagangan pilihan bagi konsumen dan institusi.

“Pada kuartal pertama tahun ini, belanja konsumen secara umum melemah dan usaha B2C kami melewatinya dengan strategi pertumbuhan kategori secara selektif, termasuk perluasan lebih lanjut dari titik-titik kontak dengan pelanggan secara fisik untuk memperkuat pendekatan omnichannel kami,” jelasnya.

Selain itu, BELI terus memperluas titik kontak dengan konsumen, hingga bermitra dengan pemegang merek global terkemuka, demi menawarkan pengalaman dan perjalanan pelanggan yang lancar saat bertransaksi di platform mana pun dalam ekosistem BELI. 

“Hal ini akan memungkinkan BELI terus mendorong pertumbuhan bisnisnya dan mempertahankan tren baik menuju profitabilitas,” katanya.

OMNICHANNEL BLIBLI

BELI melihat prospek kondisi perekonomian dan pasar konsumen kemungkinan akan tetap bergejolak pada periode mendatang. Namun, BELI tetap teguh pada strategi intinya membangun ekosistem perdagangan pilihan bagi konsumen dan institusi. BELI terus memperkuat strategi omnichannel melalui penambahan 6 toko elektronik konsumen sepanjang kuartal pertama tahun 2024, sehingga saat ini telah mengoperasikan 172 toko elektronik konsumen, serta 63 gerai supermarket premium per akhir Maret 2024.

Sementara itu, progres pembangunan gudang baru BELI di Marunda telah mencapai 85% per akhir Maret 2024 dan diproyeksikan mulai beroperasi secara bertahap pada kuartal keempat tahun ini. Gudang seluas 100.000m2 dipersiapkan mendukung komitmen pengembangan smart logisticdan supply chain management.

“Ke depannya, perseroan akan terus berinovasi dalam potensi sinerginya untuk lebih meningkatkan jumlah pengguna yang bertransaksi dan kualitas belanja pelanggan secara organik dalam ekosistem," jelasnya.

Research Analyst BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis menilai positif kinerja BELI karena berhasil menurunkan 

belanja operasional secara substansial 7,6% dari TPV yang mencerminkan perbaikan 193 basis poin (bps) secara kuartalan dan perbaikan 51 bps secara tahunan. Niko juga menyoroti kinerja EBITDA juga menunjukkan perbaikan menjadi hanya rugi Rp571 miliar, didukung 

dari pertumbuhan topline dan laba bruto, serta penurunan belanja operasional, sehingga BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan beli saham BELI dengan target harga Rp520. 

----------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper