Bisnis.com, JAKARTA — Emiten peritel PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) akan membagikan dividen senilai Rp452 miliar untuk pemegang saham pada Senin (29/4/2024).
Corporate Secretary Matahari Departmen Store Susanto mengatakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 3 April 2024 menyetujui pembagian dividen final dari laba bersih 2023 sebesar Rp200 per saham kepada pemegang saham.
Jumlah saham beredar LPPF yang tercatat di Bursa Efek Indonesia mencapai 2,26 miliar saham. Oleh karena itu, total dividen sekitar Rp452 miliar.
"Dividen final yang akan dibagikan adalah Rp200 per saham," tulis Susanto dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia.
Cum dividen LPPF di pasar reguler dan negosiasi adalah pada 19 April2024 dan ex dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 22 April 2024.
Lalu cum dividen di pasar tunai pada 23 April 2024 dan ex dividen di pasar tunai pada 24 April 2024. Recording date atau pemegang saham yang berhak atas dividen adalah pada 23 April 2024.
Baca Juga
"Pelaksanaan pembayaran dividen final adalah pada 29 April 2024," ucapnya.
Jadwal Pembagian Dividen Matahari (LPPF)
- Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 3 April 2024
- Pengumuman jadwal pembagian Dividen 4 April 2024
- Cum dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi 19 April 2024
- Ex dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi 22 April 2024
- Cum dividen di Pasar Tunai 23 April 2024
- Ex dividen di Pasar Tunai 24 April 2024
- Batas akhir pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham (recording date yang berhak atas dividen) 23 April 2024
- Pembayaran Dividen Final 29 April 2024
Susanto menuturkan jadwal pelaksanaan dan tata cara pembayaran dividen interim telah dikoordinasikan dengan BEI, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Biro Administrasi Efek perseroan.
Susanto juga menegaskan pembagian dividen final untuk tahun 2023 kepada pemegang saham LPPF, sebagaimana disebutkan dan tidak akan mempengaruhi kelangsungan usaha perseroan.
Berdasarkan laporan keuangan 2023, LPPF telah menyisihkan dana cadangan sebesar Rp50,85 miliar atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor, sehingga perseroan telah memenuhi ketentuan pasal 70 Undang-undang Perseroan Terbatas (UU PT).
Sejalan dengan hal tersebut, LPPF mencatatkan laba bersih tahun berjalan senilai Rp675,36 miliar sepanjang 2023 atau melemah 51,17% year-on-year (YoY). Adapun total saldo laba setelah dikurangi cadangan wajib mencapai Rp3,38 miliar.
Pada tahun lalu, LPPF membukukan pendapatan bersih sebesar Rp6,53 triliun atau tumbuh 1,30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlah ini disumbangkan oleh penjualan eceran Rp3,72 triliun, konsinyasi Rp2,79 triliun, dan jasa Rp11,29 miliar.
Di tengah pertumbuhan pendapatan, perseroan juga mencatatkan kenaikan beban pokok pendapatan sebesar 8,36% menjadi R2,22 triliun. Alhasil, LPPF mengakumulasikan laba kotor senilai Rp4,31 triliun, turun 1,99% YoY.
Perseroan juga mencatat penjualan kotor pada 2023 tembus Rp12,6 triliun atau tumbuh 1,1% YoY. Di sisi lain, meski terdapat tekanan inflasi, margin kotor LPPF mencapai Rp4,3 triliun, sedangkan Ebitda mencapai Rp1,4 triliun.
Sementara itu, sepanjang tahun 2023, LPPF membukukan total aset sebesar Rp5,88 triliun atau meningkat 2,26% YoY, sementara liabilitas melonjak 13,15% YoY menjadi Rp5,84 triliun, dan ekuitas mencapai Rp30,73 miliar atau merosot 94,70% secara tahunan.