Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Grup Bakrie, PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) mencatatkan penurunan laba bersih sepanjang tahun 2023. Di lain sisi, pendapatan perseroan meningkat.
Mengacu laporan keuangan di laman BEI, laba bersih BNBR turun 10,77% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp237,46 miliar hingga akhir 2023, dibanding laba 2022 sebesar Rp266,13 miliar.
Meskipun begitu, pendapatan BNBR terpantau naik 3,66% menjadi Rp3,75 triliun pada 2023, dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,62 triliun.
Secara terperinci berdasarkan segmen, pendapatan BNBR ditopang dari infrastruktur dan manufaktur sebesar Rp3,46 triliun, diikuti jasa fabrikasi dan konstruksi sebesar Rp170,56 miliar, serta segmen perdagangan, jasa dan investasi sebesar Rp120,07 miliar.
Direktur Keuangan BNBR Roy Hendrajanto M. Sakti mengatakan perseroan telah merampingkan postur neraca, dengan penyelesaian kewajiban derivatif kepada Glencore sebesar US$854,7 juta atau setara Rp13,1 triliun.
Alhasil dengan penyelesaian utang tersebut, rasio debt to equity perseroan menjadi lebih baik dari Rp12,08 triliun atau 10,44 kali pada 2022, menjadi Rp589,27 miliar atau 1,67 kali pada 2023.
Baca Juga
“Dengan demikian, kondisi neraca perusahaan menjadi lebih ramping dan sehat sehingga diharapkan ke depan BNBR bisa melesat lebih cepat dari sebelumnya,” kata Roy dalam keterangannya, dikutip Kamis (14/3/2024).
Adapun, BNBR memangkas beban pokok pada 2023 sebesar 1,18% menjadi Rp2,87 triliun, dibandingkan periode 2022 sebesar Rp2,91 triliun.
Alhasil, laba bruto perseroan naik 23,34% menjadi Rp883,37 miliar 2023, dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp716,17 miliar.
Di lain sisi, kas dan setara kas akhir tahun BNBR terpantau melejit 340,17% ke posisi Rp865,46 miliar pada 2023, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp196,62 miliar
Berdasarkan neraca, total aset BNBR sebesar Rp7,10 triliun hingga 31 Desember 2023, atau turun signifikan dari posisi 2022 sebesar Rp17,46 triliun.
Liabilitas perseroan juga turun menjadi Rp4,44 triliun pada 2023 dibanding akhir 2022 sebesar Rp15,93 triliun. Sementara itu ekuitas BNBR naik menjadi Rp2,66 triliun, dari posisi akhir 2022 sebesar Rp1,52 triliun.
Adapun, saham BNBR terpantau masih berada di level Rp50 alias gocap pada perdagangan Kamis (14/3/2024). Saham BNBR stagnan secara year-to-date (ytd), namun dalam 3 bulan terakhir melemah 1,96%.