Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Blak-blakan Sebut Aset Kripto Bukan Investasi, Kenapa?

Advisor Pengembangan Bisnis PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Poltak Hotradero secara lugas menyatakan bahwa aset kripto bukan instrumen investasi.
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Advisor Pengembangan Bisnis PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Poltak Hotradero secara lugas menyatakan bahwa aset kripto bukan instrumen investasi.

Dia menjelaskan sebuah investasi seharusnya memiliki arus kas atau cash flow. Selama hal itu tidak dimiliki, Poltak menyatakan aset kripto tidak termasuk sebagai instrumen investasi.

“Selama tidak ada cash flow sama seperti pohon yang tidak akan berbuah, sama seperti sapi yang mandul, atau sama seperti perusahaan yang tidak memiliki produk dan pasar. Buat saya itu bukan investasi,” ujarnya dalam OJK Year End Knowledge Sharing Session, Jumat (22/12/2023).

Dalam kesempatan itu, dia mengutip kata-kata investor kawakan Peter Lynch yang menyebutkan bahwa jangan memperhatikan harga saham atau obligasi karena di balik setiap lembar saham dan obligasi itu adalah perusahaan. Oleh karena itu, cek selalu perusahaan tersebut.

“Jadi, cek perusahaannya dan cek produknya, karena apa? Anda beli kemahalan oh perusahaannya dan ada produknya berarti ada underlying-nya,” kata Poltak.

Dia menekankan bahwa sudah sepatutnya instrumen investasi memiliki underlying asset. Dengan demikian, hal tersebut mampu mencerminkan adanya kegiatan ekonomi secara riil yang akhirnya mampu mendorong perekonomian.

Menyitir laporan Data Indonesia, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) melaporkan nilai transaksi kripto di Indonesia terus mengalami penurunan.

Pada Desember 2022, transaksi kripto tercatat sebesar Rp9,74 triliun. Angka ini turun drastis hingga 76,89% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp42,14 triliun. Nilai transaksi kripto juga turun 42,2% jika dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar Rp16,85 triliun. 

Secara kumulatif, transaksi kripto sebesar Rp306,4 triliun sepanjang 2022. Angkanya mengalami penurunan sebesar 64,3% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp858,76 triliun.

Tren transaksi kripto yang menurun seiring dengan anjloknya nilai aset digital tersebut, terutama menjelang akhir tahun 2022. Meski begitu, pemerintah masih yakin dengan potensi berkembangnya aset kripto di dalam negeri.   

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper