Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KSEI: 3 dari 4 Investor Punya Rekening Reksa Dana di Fintech

Platform fintech menjadi pendorong tumbuhnya jumlah investor reksa dana di Indonesia, terutama sejak pandemi Covid-19.
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). - Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). - Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, BALIKPAPAN — Tiga dari empat investor reksa dana ternyata menggunakan platform financial technology atau fintech dalam berinvestasi. Tren itu tumbuh sejalan dengan peningkatan jumlah investor reksa dana di Tanah Air, terutama investor perorangan.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Imelda Sebayang dalam acara Capital Market Journalist Workshop-Media Gathering di Balikpapan, Kalimantan Timur pada Jumat (17/11/2023).

Imelda menjelaskan bahwa hingga 15 November 2023, terdapat 11,96 juta investor di pasar modal. Dari jumlah itu, 11,21 juta atau 93,7% di antaranya merupakan investor reksa dana. Sementara itu, 5,14 juta atau 43,03% memiliki rekening saham dan surat berharga lainnya.

Jumlah investor reksa dana sendiri tumbuh pesat, yakni meningkat 16,73% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD). Pertumbuhannya menjadi salah satu yang tertinggi di antara penambahan investor di instrumen investasi lainnya.

Imelda mengungkapkan bahwa hal itu tidak terlepas dari kegandrungan masyarakat dalam berinvestasi melalui platform fintech. Tercatat bahwa 9,26 juta rekening reksa dana ada di selling agent (SA) fintech, dengan 9,25 juta di antaranya merupakan rekening investor individu dan 741 investor institusi.

"Sebanyak 77,41% investor pasar modal pada dasarnya memiliki rekening di selling agent fintech atau upper-fintech," ujar Imelda, dikutip pada Minggu (19/11/2023).

Apa yang menyebabkan jumlah investor reksa dana begitu pesat dan kaitannya dengan fintech? Menurut Imelda, faktor utamanya ada pada aspek demografi investor.

Sejak pandemi Covid-19, terjadi pergeseran konsentrasi kelompok umur investor reksa dana perorangan. Berdasarkan data per 15 November 2023, sebanyak 56,51% investor individu berusia di bawah 30 tahun.

Total aset dari kelompok investor individu di bawah 30 tahun memang bukan yang paling tinggi, yakni per 15 November 2023 mencapai Rp49,74 triliun. Jumlahnya tidak sampai separuh dari total aset investor individu berusia 31—40 tahun senilai Rp111,28 triliun, bahkan hanya 5,5% dibandingkan total aset investor berusia di atas 60 tahun yakni senilai Rp899,98 triliun.

Hal itu dapat dipahami karena terdapat 39,09% investor reksa dana individu yang berpenghasilan di bawah Rp10 juta, yang berkaitan dengan kelompok usia di bawah 30 tahun. Namun demikian, menurut Imelda, data itu menunjukkan tumbuhnya antusiasme dan kesadaran berinvestasi dari generasi muda, berapa pun tingkat penghasilannya.

Imelda menyebut bahwa pergeseran konsentrasi umur investor perorangan di industri reksa dana mulai terlihat saat pandemi Covid-19. Adaptasi teknologi yang pesat saat itu membuat anak-anak muda mencoba berinvestasi melalui fintech.

Hal itu pun terkonfirmasi oleh data KSEI bahwa volume transaksi reksa dana melalui subscription SA fintech tumbuh pesat sejak 2020. Saat pandemi bergejolak, frekuensi transaksi mencapai 8,08 juta atau tumbuh 150% pada 2020.

Tren pertumbuhan transaksi terus terjaga, yakni pada 2021 menjadi 18,48 juta atau tumbuh 129%, dan pada 2022 menjadi 21,8 juta atau tumbuh 18%.

"SID [single investor identification] reksa dana sumber tumbuhnya atau gebrakannya saat pandemi Covid-19 pada 2020, lanjut ke 2021. Itu masih bisa dilihat growth-nya, 2022 ke September 2023 saja ada," ujar Imelda.

Pertumbuhan transaksi reksa dana melalui platform fintech. / dok. KSEI
Pertumbuhan transaksi reksa dana melalui platform fintech. / dok. KSEI

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper