Bisnis.com, JAKARTA – Produsen craft beer pertama di Indonesia dengan merek Stark, PT Lovina Beach Brewery Tbk. (STRK) menetapkan harga IPO Rp100 per saham.
Berdasarkan prospektus final, Selasa (3/9/2023), STRK menawarkan maksimal 1,18 miliar saham baru atau 11,01 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. STRK membidik dana segar dari IPO sebesar Rp118 miliar.
Sebagai pemanis IPO, STRK juga menerbitkan sebanyak 3.245.000.000 waran seri I yang menyertai saham baru perseroan. Jumlah waran setara 34,01 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO ini disampaikan.
Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada tanggal penjatahan. Setiap pemegang 100 saham baru STRK berhak memperoleh waran seri I, di mana setiap satu waran seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru STRK yang dikeluarkan dalam portepel.
Waran seri I adalah efek yang diterbitkan oleh STRK yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk memesan saham STRK yang bernilai nominal Rp12 setiap sahamnya dengan harga pelaksanaan sebesar Rp250 per saham.
Pemesanan waran dapat dilakukan setiap hari kerja terhitung setelah 6 bulan sejak waran seri I diterbitkan sampai dengan 1 hari kerja sebelum ulang tahun kesatu pencatatan waran seri I, yaitu dimulai sejak tanggal 10 April 2024 sampai dengan 9 Oktober 2024.
Baca Juga
STRK menunjuk PT Artha Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek, sementara PT Panca Global Sekuritas, PT KGI Sekuritas Indonesia, dan PT Waterfront Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin emisi efek.
Penawaran umum perdana saham berlangsung selama 3 Oktober 2023-6 Oktober 2023. Distribusi saham secara elektronik dijadwalkan pada 9 Oktober 2023. STR menargetkan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Oktober 2023.
Lovina Beach Brewery didirikan di Denpasar, Bali pada Oktober 2010 oleh Bona Budhisurya dan Jacob Suryanata. Hingga saat ini, Jacob menjabat sebagai komisaris utama, sementara Bona menduduki kursi direktur utama STRK.
Adapun pemegang saham STRK sebelum IPO terdiri dari PT Barito Mas Sukses 85,74 persen, Christopher Sumasto Tjia 0,63 persen, Felicia Mega SD 3,14 persen, Suhendra Widjaja 3,67 persen, Fanny Setiadi Faizal 3,41 persen, dan Constantius Kadarisman 3,41 persen.
Individu yang menjadi pengendali dan pemilik manfaat akhir (ultimate beneficial owner) dari STRK adalah Christopher Sumasto Tjia, yang telah dilaporkan secara elektronik melalui AHU Online pada 21 Maret 2023, melalui notaris sesuai dengan ketentuan Perpres No. 13/2018.