Bisnis.com, JAKARTA — Manajer investasi PT UOB Asset Management Indonesia berhasil mencatatkan dana kelolaan nasabah atau Asset Under Management (AUM) senilai Rp618,76 miliar hingga 31 Agustus 2023.
Berdasarkan laman resmi Reksa Dana Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga akhir Agustus 2023, total penyertaan unit reksa dana nasabah di UOB Asset Management tembus 603,72 juta unit.
Adapun, NAB reksa dana UOB AM naik 10,77 persen secara month-over-month (MoM) jika dibandingkan dengan NAB pada Juli 2023 yang sebesar Rp558,57 miliar.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan periode Agustus 2022 yang mencatatkan NAB Rp446,29 miliar, maka dana kelolaan UOB AM naik 38,64 persen secara year-on-year (YoY).
Chief Investment Officer PT UOB Asset Management Indonesia Albert Budiman mengatakan, hingga akhir tahun ini kondisi pasar akan cenderung ke arah yang lebih baik seiring dengan ekspektasi atas meningkatnya belanja rutin pemerintah pada akhir tahun.
"Hal ini sejalan dengan ekspektasi The Fed yang akan mulai berhenti menaikkan tingkat suku bunga secara agresif ke depannya," ujar Albert kepada Bisnis dikutip Senin, (11/9/2023).
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, sejumlah pelaku pasar memprediksi kuat bahwa The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan ke level 5,75 persen pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) September 2023.
Lebih lanjut dia mengatakan, nilai tukar rupiah cenderung relatif stabil dan tingkat inflasi masih terjaga. Sehingga, kondisi ini menjadi hal yang positif untuk mendukung kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia baik melalui investasi saham maupun obligasi.
Menurutnya, strategi diversifikasi yang baik bagi investor untuk memaksimalkan kinerja portofolio adalah disesuaikan dengan profil risiko masing-masing investor, seperti tipe investor konservatif, moderat, dan tipe agresif.
"Namun, kami melihat baik saham maupun obligasi saat ini dalam kondisi yang baik, dimana kondisi makro saat ini mendukung kinerja perusahaan terutama di sektor perbankan, konsumen dan telekomunikasi," jelasnya.
Suku bunga The Fed yang diprediksi akan mencapai puncaknya menurutnya juga akan berimbas positif terhadap pasar obligasi.
Sebagai informasi, secara kumulatif OJK mencatat NAB reksa dana sebesar Rp516,68 triliun pada Agustus 2023. Meski demikian, NAB tersebut turun 0,66 persen MoM dibandingkan Juli 2023 yang mencatatkan NAB sebesar Rp520,10 triliun.
Sementara itu, sepanjang 2023 NAB reksa dana kumulatif tumbuh 0,77 persen secara year-to-date (ytd) dibandingkan posisi Januari 2023 sebesar Rp512,70 triliun.