Bisnis.com, JAKARTA — PT Lupromax Pelumas Indonesia Tbk. (LMAX) berencana untuk memperluas titik distribusi ke seluruh wilayah Indonesia setelah mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (9/8/2023).
Direktur Utama PT Lupromax Pelumas Indonesia Tbk. (LMAX) Kartiko Soemargono mengatakan, pihaknya akan menambah sekitar 2 hingga 3 titik distribusi baru di wilayah Sulawesi hingga akhir 2023.
Sebelumnya, perseroan juga telah membangun tambahan titik distribusi di wilayah Batam, Provinsi Kepulauan Riau pada Juli 2023.
"Sudah ada 1 titik distribusi di Batam, lalu akan tambah 2-3 titik di daerah Sulawesi," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (9/8/2023).
Adapun LMAX menargetkan penambahan titik distribusi menjadi 43 titik dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Sebagian titik distribusi baru, ujar Kartiko, akan dibangun di wilayah Indonesia Timur.
"Ada di wilayah Indonesia Timur yang banyak, karena saat ini dunia industri baru berkembang di sana, jadi pasti membutuhkan pelumas yang cukup banyak," lanjut Dirut LMAX.
Baca Juga
Sejauh ini, titik distribusi perusahaan pelumas itu telah tersebar di 23 wilayah di Indonesia, yaitu Medan, Padang, Jambi, Palembang, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Kediri, Jakarta, Bandung, Bogor, Bekasi, hingga Makassar.
LMAX menargetkan pertumbuhan laba tumbuh menjadi Rp5,3 miliar, naik hingga 120 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari periode sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 60 persen hingga Desember 2023 menjadi Rp37,7 miliar.
Dalam IPO, LMAX menerbitkan sebanyak 195 juta saham atau setara 26,09 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Perseroan mematok harga penawaran sebesar Rp200 per saham, yang merupakan batas atas dari harga book building di rentang Rp160-200 per lembar saham. Artinya, perseroan berpeluang meraup dana segar sebesar Rp39 miliar.
Sebagai pemanis IPO, LMAX juga berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 97,5 juta waran seri I yang menyertai saham baru perseroan. Jumlah ini setara maksimal 13 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran IPO.
Berdasarkan prospektus LMAX, hasil dana IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek, akan seluruhnya atau 100 persen digunakan untuk modal kerja perseroan.
Rinciannya adalah 70 persen dana IPO akan digunakan untuk pembelian persediaan dan 30 persen lainnya digunakan untuk biaya operasional. Sementara itu, dana yang dihasilkan melalui pelaksanaan waran seri I juga akan digunakan seluruhnya sebagai modal kerja Perseroan.