Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pengelola jaringan restoran Texas Chicken PT Cipta Selera Murni Tbk. (CSMI) berpotensi delisting dari pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah masa suspensi transaksi sahamnya genap mencapai 12 bulan dan akan mencapai 24 bulan pada 18 Juli 2024.
Berdasarkan keterbukaan informasi 20 Juli 2023, suspensi sementara atas transaksi saham CSMI ditetapkan pada 18 Juli 2022 berdasarkan pengumuman bursa Pengumuman Bursa No. Peng-SPT-00005/BEI.PP1/07-2022, Peng-SPT-00012/BEI.PP2/07-2022, Peng-SPT-00007/BEI.PP3/07-2022 perihal penghentian sementara perdagangan efek.
Sebagaimana diketahui, penghentian perdagangan saham CSMI dilakukan pada Juli 2022 karena perusahaan belum membayar biaya pencatatan tahunan.
Di sisi lain, CSMI juga menjadi perusahaan yang mengalami kondisi, atau peristiwa, yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha, baik secara finansial atau secara hukum. Perusahaan juga tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan.
Perusahaan yang resmi melantai pada 9 April 2020 itu melaporkan penjualan sebesar Rp77,32 miliar pada 2020, turun signifikan dari 2019 yang mencapai Rp202,24 miliar.
Anjloknya penjualan CSMI diikuti dengan rugi yang membengkak. Mereka melaporkan rugi sebesar Rp38,78 pada 2020, lebih besar dari Rp11,41 miliar pada 2019.
Baca Juga
Kinerja Cipta Selera Murni juga belum memperlihatkan perbaikan pada 2021. Penjualan mereka kembali turun menjadi Rp61,50 miliar, sementara rugi bersih sebesar Rp13,3 miliar. Pada 2022, penjualan CSMI kembali turun menjadi Rp51,67 miliar dan rugi sebesar Rp8,62 miliar.
Direktur Cipta Selera Murni Radino Miharjo dalam penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia pada awal Maret 2023 menyebutkan bahwa CSMI masih mengelola 12 restoran yang berlokasi di Manado, Samarinda dan Kendari. Selain itu, dia memastikan bahwa CSMI tetap melakukan cicilan atas kewajiban yang dimiliki meskipun tidak dibayarkan secara penuh.
Dia lantas mengungkapkan sejumlah strategi yang disiapkan CSMI dalam kurun kuartal IV/2022 sampai akhir 2023 untuk memenuhi sejumlah kewajiban kepada bursa, termasuk upaya untuk memperbaiki kinerja agar membukukan laba.
Pada kuartal I/2023, pengelola Texas Chicken itu merencanakan identifikasi semua kewajiban yang belum terbayarkan. Mereka juga akan menyampaikan laporan keuangan 2022, serta melakukan pembayaran atas denda-denda yang menjadi kewajiban.
“Kemudian di kuartal II/2023 melaksanakan strategi perusahaan dengan penjualan saham mayoritas,” tulis Radino.
Perseroan lantas menargetkan penambahan aset di kuartal III/2023 dan mulai beroperasi penuh, kemudian reorganisasi aksi korporasi akan diterapkan di pengujung 2023.
“Kendala yang kami hadapi adalah kebutuhan akan working capital dan reimage. Strategi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan cashflow yang cukup untuk perputaran modal kerja,” lanjutnya.
Berdasarkan susunan pemegang saham per September 2022, Lisa Muchtar merupakan pemegang saham terbesar dengan kepemilikan 458,2 juta saham atau 56,15 persen. Kemudian Husni Muchtar sebanyak 173,8 juta atau 21,3 persen, dan masyarakat 184,06 juta saham atau 22,55 persen.
Lisa Muchtar dan Husni Muchtar merupakan anak dari Atang Latief, taipan pemilik Bank Bira yang terlilit kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).