Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Alkohol (DLTA) Pecah Rekor saat Masa Anies Baswedan Menjabat Ketimbang Ahok

Pemprov DKI Jakarta tidak pernah absen menerima dividen dari DLTA, baik pada saat kepemimpinan Anies Baswedan maupun Ahok.
Petugas mengoperasikan forklift untuk memindahkan kerat-kerat berisi botol bir.//deltajkt.co.id
Petugas mengoperasikan forklift untuk memindahkan kerat-kerat berisi botol bir.//deltajkt.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan kembali menerima guyuran dividen dari produsen Bir Anker PT Delta Djakarta Tbk. (DLTA) untuk tahun buku 2022. Statusnya sebagai pemegang saham membuat Pemprov DKI Jakarta tidak pernah absen menerima dividen dari DLTA, baik pada saat kepemimpinan Anies Baswedan maupun Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Untuk tahun buku 2022, DLTA memutuskan untuk membagikan dividen tunai dengan nilai total sebesar Rp260,21 miliar atau Rp325 per saham setelah masa jabatan Anies Baswedan berakhir tahun lalu. Pemprov DKI Jakarta yang mengempit 26,25 persen saham DLTA diestimasi akan mengantongi dividen sebesar Rp68,31 miliar.

Jika dirunut kembali, konsistensi DLTA membagikan dividen terjadi di tengah fluktuasi kinerja. Pada masa kepemimpinan Anies Baswedan kurun 2017 sampai dengan 2022, DLTA mencetak rekor penjualan bersih tertinggi dalam 10 tahun. Mereka membukukan penjualan bersih sebesar Rp893,0 miliar pada 2018, lebih tinggi daripada rekor sebelumnya pada masa kepemimpinan Ahok 2014 sebesar Rp879,25 miliar.

Performa penjualan saat itu juga mengantarkan laba bersih DLTA menjadi yang tertinggi pada masa kepemimpinan Anies Baswedan, yakni di angka Rp338,06 miliar. Pada 2014 atau saat Ahok pertama kali mengisi jabatan gubernur menggantikan Joko Widodo, laba bersih DLTA bertengger di Rp282,58 miliar.

Kepemimpinan Anies Baswedan di Ibu Kota turut diwarnai dengan janji divestasi pada saham DLTA. Dalam paparan publik Juni 2022, Komisaris Utama DLTA Roy Tumpal Pakpahan mengatakan proses pelepasan saham Delta Djakarta masih berlanjut dan menanti keputusan parlemen DKI Jakarta.

“Posisi terakhir proses pelepasan saham, tetap seperti yang disampaikan Gubernur Anies Baswedan. Program penjualan saham DLTA memang menjadi program prioritas yang merupakan janji kampanye sampai sekarang tidak pernah dicabut. Keputusannya tetap dijual,” kata Roy saat itu.

Dia menjelaskan kajian pelepasan aset Pemprov DKI Jakarta di DLTA berupa kepemilikan saham sebanyak 210,20 juta lembar saham telah diberikan oleh Badan Pembinaan BUMD kepada DPRD DKI Jakarta sejak 2021.

“Namun sampai saat ini DPRD belum memberikan keputusan persetujuan atas rencana pelepasan saham ini. Jadi bolanya Sekarang ada di DPRD Jakarta karena sesuai aturan UU, semua aset milik Pemda, termasuk saham itu tidak bisa dijual ke pihak ketiga tanpa persetujuan DPRD,” jelasnya.

Terlepas dari rencana pelepasan saham ini, Roy mengatakan Delta Djakarta masih memberikan kontribusi yang signifikan pada pemasukan daerah. Sebagai contoh, dividen tahun buku 2021 mencapai Rp60,1 miliar atau naik 13 persen daripada 2020 sebesar Rp52,5 miliar.

Sampai saat ini, Pemprov DKI Jakarta masih menjadi salah satu pemegang saham mayoritas DLTA dengan jumlah saham yang dikempit mencapai 210,20 juta. Jumlah saham ini hanya lebih sedikit dibandingkan dengan pemegang saham pengendali yakni San Miguel Malaysia yang menguasai 467,06 juta lembar.

Selepas kepemimpinan Anies Baswedan, Delta Djakarta melaporkan adanya penurunan pendapatan sebesar 1,2 persen dari Rp198,8 miliar pada kuartal I/2022 menjadi Rp196,5 miliar pada kuartal I/2023. Manajemen menjelaskan penurunan tersebut dipicu pengetatan penjualan selama momentum Ramadan yang membuat permintaan lebih rendah.

“Dihadapkan pada tantangan untuk meningkatkan margin keuntungan, kami telah menerapkan penyesuaian harga pada Mei 2023. Kami juga akan terus berupaya memperbaiki struktur biaya kami,” jelas manajemen saat paparan publik pekan lalu.

Berikut perkembangan kinerja Delta Djakarta (DLTA) pada masa kepemimpinan Anies Baswedan (2017—2022) dan Ahok (2014—2017) :

2022

2021

2020

2019

2018

2017

2016

2015

2014

Penjualan Bersih*

778.744

681.206

546.336

827.137

893.006

777.308

774.968

699.507

879.253

Laba Bersih*

230.210

188.050

124.038

317.900

338.067

279.745

253.725

190.478

282.588

Dividen Tunai*

260.214

240.198

200.165

312.257

382.715

208.171

144.119

96.079

96.079

Dividen per Saham**

325

300

250

390

478

260

180

120

6.000

Keterangan :

* : dalam jutaan rupiah

** : dalam rupiah penuh

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper