Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konsumer PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) membukukan peningkatan kinerja sepanjang tahun 2022. MYOR mencetak laba bersih hingga Rp1,94 triliun pada 2022, yang melonjak dibandingkan tahun 2021.
Dalam laporan keuangan, dikutip Minggu (2/4/2023), MYOR mencatatkan penjualan bersih senilai Rp30,66 triliun di 2022, naik 9,91 persen dibanding tahun 2021 sebesar Rp27,9 triliun.
Penjualan ini didorong oleh penjualan makanan olahan dalam kemasan yang mencapai Rp18,65 triliun pada 2022. Penjualan makanan olahan dalam kemasan ini meningkat 17,09 persen secara tahunan dibanding Rp15,93 triliun pada 2021.
Selain itu, pendorong penjualan lainnya adalah penjualan minuman olahan dalam kemasan yang mencapai Rp13,8 triliun sepanjang 2022, meningkat 5,83 persen dibanding 2021 sebesar Rp13 triliun.
Meningkatnya pendapatan ini turut meningkatkan beban pokok produsen minuman Teh Pucuk Harum ini menjadi Rp23,8 triliun sepanjang 2022. Beban pokok ini naik 13,58 persen dibanding tahun 2021 yang senilai Rp20,98 triliun.
Meningkatnya beban pokok tersebut menggerus laba kotor MYOR menjadi Rp6,89 triliun pada 2022, turun 1,21 persen dibanding 2021 yang senilai Rp6,92 triliun.
Baca Juga
Meski demikian, laba bersih MYOR naik signifikan tahun lalu, dari Rp1,18 triliun di 2021, menjadi Rp1,94 triliun pada 2022. Laba bersih ini naik 63,68 persen secara tahunan atau year-on-year.
Hingga akhir 2022, Mayora mencatatkan jumlah aset senilai Rp22,2 triliun, naik dari Rp19,9 triliun di akhir 2021.
Total liabilitas MYOR juga tercatat naik menjadi Rp9,4 triliun di akhir Desember 2022, dari Rp8,55 triliun di akhir Desember 2021. Liabilitas ini terdiri dari liabilitas jangka pendek senilai Rp5,63 triliun dan liabilitas jangka panjang senilai Rp3,8 triliun.
Adapun jumlah ekuitas MYOR naik menjadi Rp12,83 triliun per akhir 2022, naik dari Rp11,11 triliun per akhir 2021.