Bisnis.com, JAKARTA — Emiten migas milik konglomerat keluarga Panigoro, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) mencetak peningkatan kinerja hingga September 2022 dengan kenaikan pendapatan hingga US$1,80 miliar atau setara dengan Rp27,53 triliun dan laba bersih melesat 614 persen.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan di Bursa Efek Indonesia, sampai dengan September 2022 MEDC mencetak pendapatan mencapai US$1,80 miliar naik 89,11 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$955,92 juta.
Pendapatan penjualan terbesar diraih dari kontrak penjualan minyak dan gas bumi sebesar US$1,71 miliar. Selanjutnya, kontrak penjualan listrik senilai US$24,15 juta, kontrak operasi dan jasa pelayaran US$20,19 juta, kontrak konstruksi menyumbang pendapatan US$12,371 juta, dan kontrak penjualan jasa lainnya senilai US$7,39 juta,
Di sisi lain, peningkatan pendapatan juga meningkatkan beban pokok MEDC naik dari US$580,11 juta menjadi US$902,96 juta. Hal ini membuat laba kotor MEDC masih mencatat kenaikan dari US$375,80 juta sampai September 2021 menjadi US$904,81 pada September 2022.
Dari catatan tersebut MEDC juga mampu meraup laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk melesat 614,39 persen dari sebesar US$56,12 juta pada sembilan bulan 2021, menjadi sebesar US$400,92 juta pada sembilan bulan 2022 atau setara dengan Rp6,10 triliun, (kurs BI September 2022 Rp15.232 per dolar AS).
Perseroan juga mencetak kenaikan pada laba per saham menjadi senilai US$0,016 sampai September 2022, dari tahun sebelumnya senilai US$0,002.
Selanjutnya, total aset MEDC juga meningkat menjadi US$6,87 miliar sampai September 2022 dari catatan hingga Desember 2021 sebesar US$5,68 miliar. Adapun, total liabilitas sebesar US$5,23 miliar dan ekuitas US$1,64 miliar.
Direktur Keuangan MEDC Anthony Mathias menjelaskan meningkatnya aset minyak dan gas bumi sebesar 59,4 persen sampai 30 September 2022 sebagian besar diakibatkan oleh efek dari akusisi atas ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd. (CIHL) dan entitas anaknya pada awal Maret 2022;
Demikian pula dengan peningkatan di investasi jangka panjang sebesar 28,5 persen menjadi US$1,38 miliar pada 30 September 2022, sebagian besar diakibatkan oleh efek dari akusisi atas ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd. (CIHL) dan entitas anaknya pada awal Maret 2022, serta kontribusi laba dari entitas asosiasi dan ventura bersama.
Namun demikian, Jumlah Kewajiban Perseroan per 30 September 2022 juga meningkat sebesar 17,5 persen atau US$777,9 juta, yang sebagian besar disebabkan karena, meningkatnya utang usaha ke pihak ketiga sebesar US$94,2 juta, menjadi US$258,9 juta.
Kemudian, ada peningkatan utang pajak sebesar 65,5 persen atau US$62,1 juta, menjadi US$156,9 juta per 30 September 2022, meningkatnya liabilitas pajak tangguhan sebesar 78,5 persen atau US$318,1 juta, menjadi US$723,4 juta, dan meningkatnya pinjaman bank sebesar 45,4 persen atau US$353,6 juta, menjadi US$779,2 juta.
Saham MEDC terpantau bergerak di zona hijau pada perdagangan terakhir Rabu (30/11/2022) dengan kenaikan 0,95 persen atau 10 poin ke 1.065.
Sepanjang 2022 berjalan (ytd), harga sahamnya tercatat naik 130,52 persen. Adapun, jika dilihat jangka panjang, sahamnya tumbuh 123,74 persen dibandingkan setahun lalu (yoy).