Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berkah Restrukturisasi, Utang Garuda Indonesia (GIAA) Turun 75 Persen

Garuda Indonesia (GIAA) menekan utang sebesar 75 persen sepanjang semester I/2022 berkat restrukturisasi.
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia terparkir di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (21/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia terparkir di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (21/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Maskapai penerbangan BUMN, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) tercatat menekan utang usaha sebesar 75 persen di paruh pertama tahun ini.

Manajemen Garuda Indonesia menyebutkan, pada 30 Juni 2022 utang usaha bagian jangka panjang grup merupakan utang kepada berbagai BUMN yang direstrukturisasi menjadi 22 tahun dengan tingkat bunga 0,1 persen per tahun yang dibayar setiap enam bulan.

“Restrukturisasi tersebut berdasarkan keputusan homologasi tertanggal 27 Juni 2022,” tulis manajemen GIAA dalam laporan keuangan, Jumat (7/10/2022).

Mengutip laporan keuangan yang berakhir pada 30 Juni 2022 dan telah diaudit, utang usaha GIAA tercatat turun drastis menjadi US$689,59 juta pada semester I/2022 dari sebelumnya senilai US$1,20 miliar.

Komposisi utang GIAA berdasarkan tipe pemasok antaralain utang bandara, pemeliharaan dan perbaikan senilai US$45,86 juta, jasa boga US$27,37 juta, biaya umum dan administrasi US$16,08 juta, penalti US$5,38 juta, biaya terminasi US$27.780, biaya lain-lain US$885.159, dan utang non-jasa penerbangan US$157,55 juta.

Sementara itu, utang bagian jangka pendek juga tercatat menurun, dari sebelumnya US$629,57 juta menjadi US$482,23 juta.

Kendati demikian, utang bahan bakar terpantau membengkak 955 persen menjadi US$9,97 juta, dari periode tahun lalu senilai US$945.347.

Pinjaman jangka panjang GIAA setelah biaya transaksi yang belum diamortisasi sepanjang enam bulan pertama tahun ini mencapai US$631,12 juta, turun dari sebelumnya senilai US$775,90 juta.

Utang jangka panjang perseroan mencakup pinjaman dengan pihak berelasi senilai US$173,22 juta serta pihak ketiga antaralain Industrial and Commercial Bank of China Co Ltd, Bank of China Limited, PT Bank Permata Tbk. (BNLI) dan PT Bank Panin Indonesia Tbk. (PNBN) senilai US$41,65 juta.

Entitas anak GIAA juga melakukan pinjaman ke pihak berelasi dan pihak ketiga di antaranya PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII), PT Bank KEB Hana Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan Japan Finance Corporation dengan nilai total US$416,25 juta.

Di sisi lain, utang lain-lain sedikit meningkat, dari US$40,36 juta menjadi US$41,02 juta akibat membengkaknya retribusi bandara yang naik sekitar 33 persen.

Lebih lanjut manajemen GIAA menambahkan, selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat utang yang direstrukturisasi senilai US$471.487.985 dicatat sebagai keuntungan dari restrukturisasi pembayaran pada laporan laba rugi konsolidasian interim.

“Pada tanggal 31 Desember 2021, utang usaha bagian jangka panjang grup merupakan utang usaha kepada berbagai BUMN yang telah direstrukturisasi berdasarkan negosiasi dengan masing-masing BUMN,” tutupnya.

Sebagai informasi, Garuda Indonesia membukukan pendapatan senilai US$878,69 juta per Juni 2022, naik 26,1 persen secara tahunan (yoy) dari periode sebelumnya senilai US$696,8 juta.

Total keuntungan komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pun mencapai US$3,75 miliar, melesat dari tahun lalu yang masih mencetak kerugian senilai US$904,92 juta.

Total liabilitas GIAA mencapai US$8,21 miliar per Juni 2022, turun dari akhir 2021 senilai US$13,3 miliar. Per Juni 2022, liabilitas jangka pendek US$2,16 miliar dan liabilitas jangka panjang US$6,05 miliar.

GIAA mencatatkan ekuitas negatif US$2,35 miliar pada semester I/2022, berkurang dari US$6,11 miliar pada akhir 2021. Total aset Garuda pun berkurang menjadi US$5,85 miliar dari sebelumnya US$7,19 miliar.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper