Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendanaan Securities Crowdfunding Tembus Rp567,45 Miliar, Wow!

Pendanaan melalui layanan urun dana berbasis teknologi atau securities crowdfunding (SCF) telah mencapai Rp567,45 miliar hingga 19 Agustus 2022.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar memberikan keterangan dalam konferensi pers triwulanan KSSK di Jakarta, Senin (1/8/2022). Dok: Youtube Kemenkeu
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar memberikan keterangan dalam konferensi pers triwulanan KSSK di Jakarta, Senin (1/8/2022). Dok: Youtube Kemenkeu

Bisnis.com, JAKARTA - Pendanaan melalui layanan urun dana berbasis teknologi atau securities crowdfunding (SCF) telah mencapai Rp567,45 miliar hingga 19 Agustus 2022.

Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pendanaan tersebut lebih besar dibandingkan dana yang didapatkan sepanjang tahun lalu sebesar Rp413,19 miliar.

Adapun, pendanaan SCF sepanjang tahun ini berasal dari 120.422 pemodal atau investor dan 11 penyelenggara. Dana tersebut dihimpun untuk 266 penerbit.

Djustini Septiana, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I OJK menuturkan, dengan capaian tersebut maka target pendanaan dari SCF untuk tahun 2022 telah tercapai. Sebelumnya, OJK menargetkan pendanaan melalui SCF mencapai Rp251 miliar pada tahun ini.

“Kita telah melewati target dan hasil tersebut membuktikan perkembangan instrumen ini,” jelasnya dalam Kelas Edukasi Jurnalis yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Selasa (30/8/2022).

Meski telah mencapai target, Djustini mengatakan masih ada sejumlah tantangan yang membayangi instrumen SCF. Menurutnya masih ada beberapa lapisan masyarakat, terutama pada daerah di luar kota besar, yang belum mengetahui instrumen SCF dan keuntungan penggunaannya.

Padahal, instrumen SCF dapat dimanfaatkan oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mendapat akses pendanaan alternatif.

“Pemahaman masyarakat belum merata di seluruh daerah, padahal SCF ini bisa dimanfaatkan pelaku UMKM karena mereka yang modalnya di bawah Rp10 miliar umumnya akan sulit mendapat pinjaman dari bank,” paparnya.

Ke depannya, OJK berkomitmen untuk terus meningkatkan edukasi dan literasi masyarakat, terutama pelaku UMKM, terhadap instrumen ini. Djustini mengatakan pihaknya juga akan terus memperluas akses pendanaan instrumen ini dengan memperbanyak penyelenggara SCF.

“Sejauh ini sudah ada sekitar 20 an penyelenggara di pipeline. Kami harap dengan semakin banyaknya penyelenggara, investor juga akan lebih banyak sehingga pendanaannya terus meningkat,” pungkasnya

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper