Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Daya Tarik Saham Emiten Konsumer Grup Salim hingga Prospek Emas Tahun Depan

Sejumlah topik di Bisnisindonesia.id mulai dari daya tarik emiten konsumer Grup Salim yang masih kokoh di tengah pandemi juga prospek kilau emas pada tahun depan menjadi dari lima pilihan yang patut Anda baca lebih lengkap.
Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk Anthoni Salim (kedua kanan) berbincang dengan Direktur Thomas Tjhie (dari kiri), Direktur Axton Salim dan Direktur Franciscus Welirang, usai RUPST dan luar biasa, di Jakarta, Rabu (29/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk Anthoni Salim (kedua kanan) berbincang dengan Direktur Thomas Tjhie (dari kiri), Direktur Axton Salim dan Direktur Franciscus Welirang, usai RUPST dan luar biasa, di Jakarta, Rabu (29/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis, JAKARTA— Kendati konsumsi tertekan selama pandemi, perlahan daya tarik emiten konsumer Grup Salim terangkat sejalan dengan pemulihan ekonomi. Artikel tersebut merupakan satu dari lima artikel pilihan editor di Bisnisindonesia.id. Simak seluruh pilihan selengkapnya. 

1. Daya Tarik Saham Emiten Konsumer Grup Salim Tak Luntur

Emiten barang konsumen Grup Salim yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) masih berjibaku meminimalisasi dampak kenaikan harga komoditas minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) terhadap margin perseroan.

Di sisi lain, kenaikan harga CPO membawa berkah bagi anak usaha INDF yang lain yaitu PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP).

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. sebagai induk dari ICBP dan LSIP membukukan kenaikan penjualan neto konsolidasi sebesar 24 persen menjadi Rp72,81 triliun.

Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 44 persen menjadi Rp5,41 triliun per kuartal III/2021. Adapun, margin laba bersih naik menjadi 7,4 persen dari 6,4 persen. Lalu, core profit meningkat 29 persen menjadi Rp5,62 triliun.

Pada saat bersamaan, anak usaha INDF yang memproduksi mi instan dengan merek Indomie yaitu ICBP membukukan kenaikan penjualan neto konsolidasi sebesar 26 persen menjadi Rp42,62 triliun. Oleh karena itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 25 persen menjadi Rp4,97 triliun. Marjin laba bersih stabil di kisaran 11,7 persen sedangkan core profit meningkat 18 persen menjadi Rp5,17 triliun.

Sementara itu, LSIP mencatatkan laba bersih senilai Rp501 miliar pada semester I/2021. Jumlah tersebut meroket 445 persen dibandingkan dengan laba bersih pada semester I/2020 lalu senilai Rp92 miliar.

Kendati kinerja masih positif, perusahaan mengantisipasi tantangan lain yang datang selama pemulihan ekonomi, salah satunya berasal dari harga komoditas. Manajemen menyebut ketangguhan model bisnis perusahaan sekali lagu diuji untuk mampu mencetak pertumbuhan pendapatan dan laba.

Simak penjelasan lebih lengkapnya di bisnisindonesia.id.

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Daya Tarik Saham Emiten Konsumer Grup Salim hingga Prospek Emas Tahun Depan

Langkah PT Sarana Menara Nusantara Tbk. mengakuisisi PT Solusi Tunas Pratama Tbk. menjadi peluang perusahaan menguasai bisnis menara telekomunikasi. (Bisnis/Abdullah Azzam)

2. Peluang Terbuka Grup Djarum Rajai Bisnis Menara di Indonesia

Grup Djarum melalui PT Sarana Menara Nusantara Tbk. berpotensi menjadi raja menara telekomunikasi di Tanah Air setelah mengakuisisi PT Solusi Tunas Pratama Tbk.

Tidak hanya dari sisi aset, kinerja fundamental Sarana Menara Nusantara dapat mengungguli para kompetitor lain seperti Tower Bersama maupun Mitratel. Pada kuartal III/2021, emiten berkode saham TOWR itu mencetak pendapatan sebesar Rp6,06 triliun atau naik 9,1 persen secara tahunan.

Perusahaan mendapatkan pundi-pundi pendapatan dari sejumlah operator telekomunikasi seperti PT XL Axiata Tbk. (EXCL) sebesar Rp1,7 triliun atau 28 persen dari total pendapatan. Lalu, PT Hutchison 3 Indonesia Rp1,6 triliun atau setara kontribusi 26 persen. Anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) yaitu Telkomsel juga menjadi kontributor dengan torehan 14 persen yang setara Rp848,9 miliar.

Solidnya pendapatan berimbas pada total laba bersih sebesar Rp2,57 triliun atau naik 28,78 persen secara tahunan.

Peluang perusahaan mendulang kinerja moncer terbuka setelah perusahaan merampungkan transaksi pembelian saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR).

Harga pembelian saham oleh TOWR adalah Rp15.640 per saham. Dengan demikian unit usaha Grup Djarum itu mengeluarkan modal hingga Rp16,72 triliun. Lalu, bagaimana dengan peta persaingan bisnis menara telekomunikasi di Tanah Air? Informasi lebih lengkap bisa Anda peroleh di bisnisindonesia.id.

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Daya Tarik Saham Emiten Konsumer Grup Salim hingga Prospek Emas Tahun Depan

Pinjaman beredar yang disalurkan perusahaan tekfin P2P lending kembali memecahkan rekor pada tahun ini. (Bisnis/Himawan L. Nugraha)

3. Outstanding Pendanaan P2P Lending Kembali Pecah Rekor

Outstanding pembiayaan yang disalurkan melalui pelaku industri teknologi finansial (tekfin) pendanaan bersama atau peer-to-peer (P2P) lending telah menembus Rp27,9 triliun. Kalangan institusi masih menjadi pendanaan atau pemberi pinjaman utama di industri ini.

Statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat capaian outstanding pembiayaan P2P lending per Oktober 2021 tercatat kembali memecahkan rekor sepanjang masa sekaligus sepanjang periode berjalan, dengan pertumbuhan mencapai 110,7 persen secara tahunan.

Menariknya, jumlah rekening penerima pinjaman (borrower) di bulan ini yang sebesar 19,94 juta akun atau lebih rendah dibandingkan dengan rekor tahunan pada Juni 2021 di 22,9 juta akun dengan outstanding senilai Rp23,37 triliun. Hal ini menandakan jumlah pinjaman rata-rata tiap borrower meningkat.

Dari jumlah penyaluran pinjaman pada bulan ini di Rp13,61 triliun kepada 12,95 juta entitas, yang juga masih kalah dari rekor sepanjang tahun ini, tepatnya pada Juli 2021 di Rp15,66 triliun kepada 27,01 juta entitas.

Berdasarkan penggunaan dana pinjaman, persentase untuk segmen produktif menembus 61,18 persen dari total penyaluran atau senilai Rp8,32 triliun, ditopang kategori perdagangan besar dan eceran; penyediaan akomodasi dan makanan-minuman; transportasi, pergudangan dan telekomunikasi; serta bukan lapangan usaha lainnya.

Adapun, dilihat dari sisi pemberi pinjaman (lender), pamor lender perorangan dalam negeri yang berjumlah sekitar 179.000 orang menunjukkan tren penurunan. Pasalnya, dari tren selalu di atas Rp5 triliun dalam empat bulan terakhir, nilainya menjadi Rp4,98 triliun per Oktober 2021, walaupun terbilang masih naik sekitar 31 persen sepanjang tahun ini.

Tren tersebut kontras dengan lender kategori lain yang tumbuh pada periode yang sama. Simak laporan lengkapnya di bisnisindonesia.id.

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Daya Tarik Saham Emiten Konsumer Grup Salim hingga Prospek Emas Tahun Depan

Kartu Prakerja kembali digulirkan pemerintah pada 2022 dengan sejumlah perbaikan. (Antara)

4. Kartu Prakerja Berlanjut Dengan Perbaikan

Pemerintah melanjutkan program Kartu Prakerja pada tahun depan, kendati alokasi anggaran turun 48,11 persen menjadi Rp11 triliun dari semula Rp21,2 triliun pada tahun ini.

Program Prakerja akan dilanjutkan dengan skema pelaksanaan semibantuan sosial. Pelaksanaan program ini tetap bersifat regular. Dengan demikian, penyaluran program Kartu Prakerja tahun depan akan dilakukan melalui anggaran perlindungan sosial dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022 yang ditetapkan sebesar Rp252,3 triliun.

Pemerintah memilih melanjutkan program ini dengan nominal yang lebih kecil karena ingin memperluas kesempatan kerja masyarakat. Apalagi, saat kegiatan ekonomi masih dibayangi oleh efek pandemi Covid-19.

Berdasarkan survei Ipsos terkait dengan persepsi masyarakat terhadap manfaat bantuan sosial pemerintah, program Kartu Prakerja merupakan yang paling dirasakan manfaatnya. Gelombang 18 program tersebut dinyatakan paling dirasakan manfaatnya dari sekian banyak bantuan yang disalurkan, seperti subsidi listrik, subsidi internet, bantuan langsung tunai (BLT) bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), BLT dana desa, kartu sembako, Program Keluarga Harapan (PKH), insentif pajak, dan diskon pajak pertambahan nilai (PPN) perumahan.

Pemerintah mengakui perlu dilakukan perbaikan pelaksanaan Program Kartu Prakerja. Tujuannya agar tata kelola program makin transparan dan akuntabel.

Apa saja yang dipersiapkan pemerintah untuk memperbaiki pelaksanaan Program Kartu Prakerja? Simak laporan lengkapnya di bisnisindonesia.id.

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Daya Tarik Saham Emiten Konsumer Grup Salim hingga Prospek Emas Tahun Depan

Harga emas pada 2022 berpotensi dijual lebih tinggi dibandingkan tahun ini akibat kekhawatiran dampak penyebaran varian baru Covid-19, Omicron. (Antara)

5. Menakar Potensi Kilau Emas 2022 Imbas Kehadiran Omicron

Kemunculan varian baru Covid-19, Omicron dapat menjadi katalis penguatan harga emas pada 2022. Meskipun demikian, potensi penguatan hingga menembus seperti level puncak pada 2020 tampaknya masih akan sulit dicapai.

Berdasarkan data harga penutupan pasar pekan lalu, harga emas ditutup menguat 0,82 persen ke US$1.783,29 per troy ounce. Prospek harga logam mulia tergolong cerah kendati sulit menembus US$2.000 per troy ounce seperti yang terjadi pada awal pandemi, 2020.

Pasar logam mulia memiliki sejumlah penyuntik tenaga pada 2022 di antaranya kebijakan bank sentral AS, the Fed, yang diprediksi belum akan menaikkan suku bunga pada tahun depan.

Dengan pemulihan ekonomi yang lebih lambat dari proyeksi, the Fed diperkirakan tak akan mulai menaikkan suku bunga pada tahun depan.

Simak artikel selengkapnya di bisnisindonesia.id.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper