Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id : Investor Asing Bergeming & Babak Baru Krisis GIAA

Isu melembamnya geliat investor asing di pasar efek menjadi salah satu berita pilihan editor di Bisnisindonesia.id hari ini.
ilustrasi investasi obligasi
ilustrasi investasi obligasi

Bisnis.com, JAKARTA — Tren kelesuan minat investor asing untuk kembali mengoleksi instrumen surat berharga negara (SBN) yang diterbitkan pemerintah terus berlanjut. Di tengah indikator pasar yang kian membaik, investor asing masih saja wait and see sebelum masuk ke emerging market seperti Indonesia. 

Isu melembamnya geliat investor asing di pasar efek menjadi salah satu berita pilihan editor di Bisnisindonesia.id. Selain berita pasar, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.

Berikut highlight Bisnisindonesia.id, Senin (9/8/2021) :

  1. BUKA Jadi Booster, Kinerja Emiten Teknologi Makin Santer

Kehadiran saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) di Bursa Efek Indonesia (BEI) makin menambah daya pikat bagi jajaran emiten teknologi, setelah sepanjang tahun ini indeks sektor ini sudah terpantau melonjak sangat tinggi.

Bagaimanapun, di tengah euforia ‘unikorn masuk bursa’, analis mengingatkan investor agar tetap hati-hati dalam mengambil keputusan berinvestasi di emiten-emiten yang ada di BEI dengan hanya berdasarkan pada sentimen sektoral emiten tersebut.

Berdasarkan laporan BEI per Juni  2021, secara historis saham konstituen IDXTechnology alias saham-saham emiten sektor teknologi mengalami kenaikan yang drastis yaitu 1103,93 persen per 30 Juni 2021 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Kenaikan ini sangat jauh sehingga pada posisi kedua yaitu saham konstituen IDXIndustry atau  saham-saham emiten sektor industri mengalami kenaikan sebesar 48,04 persen.

Lalu, di bawahnya menyusul saham IDXBasic yang tumbuh sebesar 35,32 persen per Juni 2021 dibandingkan dengan Juni 2020.

Baca selengkapnya : https://bisnisindonesia.id/article/euforia-pasar-dan-momentum-emiten-teknologi-buktikan-kinerja

  1. Investor Asing Tak Kunjung Terpincut SBN Indonesia

Tingkat kepemilikan asing pada surat berharga negara (SBN) yang ditawarkan Pemerintah Indonesia belum menunjukkan kenaikan, kendati sejumlah indikator pasar telah bergerak ke zona positif.

Menyitir data dari laman Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, hingga awal Agustus 2021, tingkat kepemilikan asing pada SBN Indonesia tercatat sebesar Rp967,31 triliun atau 22,56 persen dari total surat utang.

Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan kepemilikan asing pada periode Desember 2020 lalu yang mencapai 25,16 persen atau Rp973,91 triliun dari total SBN Indonesia yang dapat diperdagangkan.

Bagaimanapun, masih ada harapan kepemilikan asing terhadap SBN kembali naik sepanjang sisa tahun ini. Salah satu sentimen penopang outlook ini adalah likuiditas global yang masih sangat besar.

Baca selengkapnya : https://bisnisindonesia.id/article/gerak-lambat-investor-asing-kembali-koleksi-surat-utang-negara

Top 5 News Bisnisindonesia.id : Investor Asing Bergeming & Babak Baru Krisis GIAA

Pesawat milik maskapai flags carrier, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. alias GIAA./istimewa

  1. Kendati Lolos dari Jerat Pailit, Beban GIAA Kian Berat

Meski kinerja keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. terus memburuk selama periode pandemi, perseroan masih mampu lolos dari gugatan pailit.

Flag carrier Indonesia itu berhasil menghentikan gugatan pailit yang diajukan pemberi sewa (lessor) pesawatnya yakni Aercap di Pengadilan Tinggi New South Wales, Australia.

Sayangnya, kinerja keuangan perusahaan berkode saham GIAA melanjutkan pelemahannya pada paruh pertama tahun ini. Kerugiannya makin membengkak seiring dengan lonjakan beban utangnya yang makin tinggi.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2021 yang dikutip Minggu (8/8/2021), GIAA mencetak pendapatan US$353,07 juta, terpelanting 54,03 persen dari pendapatan kuartal I/2020 sebesar US$768,12 juta.

Pendapatan dari penerbangan berjadwal juga melorot menjadi US$278,22 juta dari US$654,52 juta.

Lain sisi, pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal naik menjadi US$22,78 juta dari US$5,31 juta. Namun, pendapatan usaha lainnya juga menurun menjadi US$52,06 juta dari US$108,27 juta.

Baca selengkapnya : https://bisnisindonesia.id/article/beban-giaa-makin-berat-tetapi-masih-lolos-dari-jerat-pailit

  1. Hujan Berkah Perpanjangan Insentif PPN Properti

Perpanjangan pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) sektor properti menjadi angin segar bagi para pengembang lantaran stimulus tersebut akan menjaga masa perbaikan industri properti yang tertekan akibat pandemi.

Realestat Indonesia (REI) mendata penjualan rumah tapak dan rumah susun pada semester I/2021 mencapai Rp2 triliun. Realisasi penjualan tersebut dinilai merupakan hasil penerapan PPN DTP tersebut sejak Maret 2021.

"Perkiraan kami kalau [PPN DTP] perpanjang lagi [sampai akhir tahun] bisa tambah Rp2 triliun lagi," kata Wakil Ketua Umum Bidang Tata Ruang dan Pengemabangan Kawasan REI Hari Ganie.

Dengan kata lain, total penjualan industri properti sepanjang 2021 dapat mencapai sekitar Rp4 triliun. Hal tersebut termasuk hal positif lantaran penjualan properti pada 2020 anjlok 31,8 persen.

Baca selengkapnya : https://bisnisindonesia.id/article/insentif-ppn-properti-diperpanjang-penjualan-menuju-rp4-triliun

 

  1. Bank Pelat Merah Jadi Tumpuan Rebound Ekonomi Semester II/2021

Pemerintah akan tetap aktif berupaya mengefektifkan belanja fiskal guna mendorong perbaikan ekonomi lanjutan.

Di samping itu, Menteri BUM Erick Thohir juga optimistis perbaikan kali ini disokong pula oleh mesin penggerak ekonomi lainnya, salah satunya kredit perbankan.

Menurut klaim pemerintah, saat ini arah pemulihan ekonomi sudah berada di jalur yang tepat, disokong oleh sinergi yang dilakukan oleh instansi-instansi pelat merah sebagai akselerator pemulihan.

Baca selengkapnya : https://bisnisindonesia.id/article/komitmen-himbara-jadi-tumpuan-pemulihan-ekonomi-semester-ii2021

 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper