Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Impor Alat Berat dan Truk Naik Semester I/2021, IPCC Ketiban Untung

Secara akumulasi, sepanjang semester pertama tahun ini jumlah bongkar muat truk/bis impor di terminal IPCC naik 46,01 persen menjadi 768 unit dari periode yang sama di tahun lalu.
Mobil diparkir di kawasan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) di Jakarta, Rabu (12/9/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Mobil diparkir di kawasan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) di Jakarta, Rabu (12/9/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten anak usaha Pelindo II, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC) mencatatkan bongkar muat segmen truk/bis dan alat berat naik pada Juni 2021. Kenaikan kinerja juga tercatat sepanjang semester I/2021.

Investor Relations Indonesia Kendaraan Terminal Reza Priyambada menerangkan penilaian kian pulihnya industri pertambangan dan perkebunan yang diikuti dengan meningkatnya sejumlah harga komoditas di kedua industri tersebut meningkatkan kebutuhan akan moda transportasi maupun Alat Berat tersebut.

"Ditambah juga adanya kebutuhan Alat Berat di sejumlah proyek konstruksi seiring masih berlanjutnya proyek infrastruktur dan properti turut meningkatkan permintaan di kedua segmen tersebut," jelasnya, Selasa (13/7/2021).

Pada Juni 2021, bongkar muat truk/bus impor sebanyak 107 unit meningkat 28,92 persen dari bulan yang sama tahun lalu.

Adapun merek Volvo mencatatkan kenaikan tertinggi pada Juni 2021 menjadi 19 unit dimana pada bulan yang sama tahun lalu tidak adanya impor merek ini.

Dilanjutkan dengan merek Mercedes yang naik dari 6 unit pada Juni 2020 menjadi 18 unit dan Hino dari 5 unit menjadi 12 unit pada Juni 2021 serta diikuti merek lainnya yang juga mengalami kenaikan.

Di sisi lain, ekspor Truk/Bis juga mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 577,27 persen menjadi 447 unit dari Juni 2020.

Adapun, merek Hino menempati urutan pertama segmen ekspor Truk/Bis dengan jumlah 420 unit pada Juni 2021 dari 63 unit pada tahun lalu. Diikuti merek Komatsu sebanyak 17 unit dari sebelumnya tidak ada ekspor dan Caterpillar naik menjadi 8 unit dari 2 unit di Juni tahun lalu.

Secara akumulasi, sepanjang semester pertama tahun ini jumlah bongkar muat truk/Bis impor naik 46,01 persen menjadi 768 unit dari periode yang sama di tahun lalu.

Adapun, merek Volvo ditangani sebanyak 280 unit sepanjang semester pertama 2021 dari semester pertama 2020 sebanyak 35 unit. Mercedes naik menjadi 157 unit dari 112 unit. Hino naik dari 5 unit menjadi 39 unit.

Caterpillar sepanjang semester satu tahun ini naik menjadi 21 unit dari 5 unit di periode yang sama di tahun lalu. Sementara itu, merek UD memiliki jumlah yang sama, yaitu sebanyak 25 unit untuk impor di semester pertama tahun ini dan tahun lalu.

Sementara itu, untuk bongkar muat Truk/Bis ekspor di semester pertama tahun ini turun tipis 1,85 persen menjadi 2.120 unit dari 2.160 pada tahun lalu.

Meski secara total mencatatkan penurunan, merek Hino mencatatkan kenaikan ekspor menjadi 1.452 unit dari 413 unit. Komatsu naik dari 4 unit menjadi 58 unit. Caterpillar naik menjadi 37 unit dari 16 unit.

Sementara itu, truk/bis ekspor yang mencatatkan penurunan diantaranya Isuzu yang turun dari 1.705 di semester pertama tahun lalu menjadi 552 unit di periode yang sama di tahun ini dan Volvo yang turun menjadi 8 unit dari 15 unit.

Sementara itu, dari Segmen Alat Berat tercatat bongkar muat impor naik 392,63 persen pada Juni 2021 menjadi 468 unit dari bulan yang sama di tahun lalu.

Adapun merek Komatsu penyumbang kenaikan Alat Berat impor dengan jumlah 163 unit, di atas jumlah pada bulan Juni tahun lalu sebanyak 20 unit.

Dengan periode yang sama, diikuti merek Caterpillar yang naik menjadi 91 unit dari 15 unit. Kobelco naik dari 8 unit menjadi 86 unit.

Zoomlion naik menjad 34 unit dari Juni tahun lalu yang tidak ada impor. Doosan naik menjadi 33 unit dari 6 unit di Juni 2020.

Dari jumlah akumulasi, sepanjang semester pertama tahun ini impor Alat Berat mencapai 1.934 unit atau naik 10,39 persen dari periode yang sama di tahun lalu.

Adapun merek Komatsu mengungguli jumlah impor Alat Berat sebanyak 599 unit di atas periode yang sama di tahun lalu sebanyak 131 unit. Diikuti Kobelco naik menjadi 530 unit dari 227 unit.

Doosan naik dari 70 unit menjadi 80 unit. Volvo naik menjadi 37 unit dari 9 unit di semester pertama tahun lalu. Dan Alat Berat merek lainnya yang juga mencatatkan kenaikan impor.

Pada bulan Juni 2021, dari sisi Alat Berat ekspor ditangani sebanyak 181 unit di Terminal IPCC dengan kenaikan 98,90 persen dari bulan yang sama di tahun lalu.

Merek Hitachi berada di urutan pertama ekspor Alat Berat di bulan Juni 2021 sebanyak 69 unit lebih tinggi dari Juni 2020 sebanyak 36 unit. Sumitomo naik menjadi 57 unit dari 41 unit. Caterpillar naik dari 4 unit menjadi 24 unit dan lainnya.

Sementara itu, secara akumulasi di sepanjang semester pertama tahun ini jumlah Alat Berat ekspor naik 87,92 persen menjadi 1.291 unit dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.

Adapun merek Hitachi masih mendominasi ekspor di sepanjang semester pertama tahun ini dengan jumlah 596 unit di atas periode yang sama tahun lalu sebanyak 370 unit. Sumitomo naik dari 204 unit menjadi 406 unit.

Caterpillar naik menjadi 137 unit dari 64 unit. Komatsu naik menjadi 77 unit dari 9 unit di semester pertama tahun lalu.

Meski secara pendapatan per kargo, segmen truk/bis dan Alat Berat masih di bawah segmen CBU dimana kedua segmen tersebut memiliki kontribusi antara 20 persen hingga 24 persen terhadap total pendapatan dan CBU berkontribusi sekitar 72 persen hingga 75 persen.

"Namun, adanya kenaikan jumlah layanan bongkar muat di segmen Truk/Bis dan Alat Berat dinilai membantu Terminal IPCC untuk dapat meningkatkan pendapatannya," katanya.

Di sisi lain, perseroan tengah mengupayakan penjajakan kerjasama dengan pabrikan Alat Berat dan Truk/Bis pun juga terus dilakukan sebagai langkah upaya memperbesar pangsa pasar layanan bongkar muat di Terminal IPCC. Dengan demikian, nantinya dapat meningkatkan potensi pendapatan yang dapat diperoleh IPCC.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper