Bisnis.com, JAKARTA – Analis menilai kondisi pasar yang cukup stabil saat ini membuat investor berani menambah eksposur terhadap lelang Surat Utang Negara (SUN) yang diselenggarakan pada Selasa (8/6/2021).
Head of Fixed Income Sucor Asset Management Dimas Yusuf mengungkapkan keadaan pasar cukup stabil bahkan ada kecenderungan imbal hasil atau yield bergerak turun dari lelang sebelumnya.
Menurutnya salah satu hal yang mendukung hal tersebut adalah stabilnya pergerakan yield US Treasury. Ditambah lagi dengan masih cukup menariknya, baik nominal maupun real yield Indonesia.
“Tanpa menunggu pasar yang positif pun investor akan berani menambah eksposur nya pada obligasi Indonesia di tengah kondisi market yang stabil,” ungkap Dimas saat dihubungi Bisnis, Selasa (8/6/2021).
Menurut data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, lelang 7 seri SUN hari ini menghasilkan penawaran masuk sebesar Rp78,45 triliun. Jumlah ini naik tipis dibandingkan hasil lelang dua pekan lalu senilai Rp78,16 triliun.
Dari 7 seri SUN, SUN seri terbaru FR0087 menjadi yang paling dicari investor dengan jumlah penawaran yang masuk sebesar Rp33,74 triliun. Seri akan jatuh tempo pada 15 Februari 2031 mendatang dimenangkan sebesar Rp14,65 triliun.
Baca Juga
Terkait dengan antusiasnya investor terhadap seri terbaru SUN tersebut, Dimas mengungkapkan bahwa FR0087 merupakan seri benchmark dengan tingkat likuiditas historikal yang paling tinggi.
Kemudian ditambah dengan posisi yang netral terhadap benchmark, sehingga kedua hal tersebut mempengaruhi tingkat permintaan yang masuk atau menjadi incaran para investor kali ini.
“Kedua hal tersebut mempengaruhi tingkat demand yang masuk untuk FR0087,” ujarnya.
Senada dengan itu Direktur SUN DJPPR Deni Ridwan dalam keterangan resmi pada Selasa (8/6/2021) mengungkapkan tren penguatan permintaan terhadap SUN di pasar perdana masih berlanjut pada lelang hari ini.
Menurutnya hal tersebut didukung oleh kondisi pasar global dan domestik yang kondusif.
"Kecenderungan penurunan yield US Treasury sebagai dampak perkembangan kondisi makro ekonomi Amerika Serikat serta penguatan nilai tukar Rupiah menjadi sentimen positif yang memengaruhi tingginya bids pada lelang kali ini,” jelasnya dikutip dari keterangan resmi, Selasa (8/6/2021).