Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Kertas dan Tisu Suparma (SPMA) Catat Pertumbuhan Laba 24 Persen

Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2020 yang dipublikasikan di harian Bisnis Indonesia, Suparma mencatat lonjakan laba 24,06 persen menjadi Rp162,52 miliar pada akhir 2020.
Direktur PT Suparma Tbk. Hendro Luhur (dari kanan) berbincang dengan Direktur Edward Sopanan, Corporate Secretary Buyung Octaviano, dan Komisaris Subiantara, menjelang paparan publik perseroan, di Surabaya, Kamis (15/11/2018)./JIBI-Wahyu Darmawan
Direktur PT Suparma Tbk. Hendro Luhur (dari kanan) berbincang dengan Direktur Edward Sopanan, Corporate Secretary Buyung Octaviano, dan Komisaris Subiantara, menjelang paparan publik perseroan, di Surabaya, Kamis (15/11/2018)./JIBI-Wahyu Darmawan

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen kertas dan tisu PT Suparma Tbk. membukukan kenaikan laba hingga dobel digit pada 2020.

Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2020 yang dipublikasikan di harian Bisnis Indonesia, Suparma mencatat lonjakan laba 24,06 persen menjadi Rp162,52 miliar pada akhir 2020.

Laba itu dikontribusikan oleh penurunan sejumlah beban. Paling besar terjadi penurunan beban pokok penjualan sebesar 17,79 persen secara tahunan menjadi Rp1,75 triliun.

Sementara itu, penjualan bersih emiten dengan kode saham SPMA ini tercatat Rp2,15 triliun atau turun 14,43 persen dari sebelumnya Rp2,51 triliun.

Perinciannya, penjualan domestik mengalami penurunan sebesar 16,51 persen menjadi Rp1,89 triliun sedangkan penjualan ekspor naik 4,47 persen menjadi Rp260,55 miliar.

Dari sisi aset, SPMA membukukan total aset senilai Rp2,31 triliun pada akhir 2020 atau. turun 2,36 persen dari 2019 senilai Rp2,37 triliun.

Namun, ekuitas perseroan naik 11,17 persen menjadi Rp1,53 triliun dan liabilitas dapat ditekan 21,11 persen menjadi Rp784,67 miliar.

Adapun, Suparma menargetkan penjualan pada 2021 bisa mencapai 2,6 triliun atau naik 20,93 persen dibanding tahun lalu.

Direktur Suparma Hendro Luhur mengatakan tahun ini penjualan kertas tisu diharapkan bisa semakin pulih sehingga perseroan pun menargetkan kinerja penjualan 2021 bisa mencapai Rp2,6 triliun.

“Tapi target tahun ini masih setara dengan kondisi 2019,” kata Hendro.

Dia menyebut kondisi pandemi cukup memukul industri tisu terutama dari permintaan sektor hotel, kafe dan restoran (horeka) yang sempat tiarap lantaran adanya pembatasan sosial berskala besar.

“Kondisi pandemi ini juga berdampak pada turunnya kapasitas produksi 2020 yang hanya mencapai 196.400 ton, sedangkan 2019 bisa mencapai 205.205 ton,” imbuh Hendro.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper