Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Harga Positif, Emiten Logam Pacu Produksi Tahun Ini

Antam dan PT Timah menargetkan produksi aneka logam mineral yang lebih tinggi tahun ini seiring perbaikan harga komoditas. Sementara itu, Vale Indonesia memproyeksikan tingkat volume produksi yang rendah karena perusahaan tengah fokus pada proyek rebuild furnace 4.
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah emiten logam memasang target pertumbuhan produksi seiring dengan prospek positif harga komoditas.

Salah satu emiten komoditas logam, PT Aneka Tambang Tbk., menargetkan pertumbuhan kinerja produksi dan penjualan untuk komoditas nikel lebih dari 50 persen pada 2021.

SVP Corporate Secretary Aneka Tambang Kunto Hendrapawoko mengatakan bahwa perseroan menargetkan volume produksi bijih nikel pada 2021 sebesar 8,44 juta wet metric ton (wmt). Jumlah itu naik 77 persen dibandingkan dengan capaian produksi bijih nikel unaudited 2020 yang hanya sebesar 4,76 juta wmt.

Dia mengatakan, peningkatan produksi bijih nikel tersebut akan digunakan sebagai bahan baku pabrik feronikel perseroan dan mendukung penjualan kepada pelanggan domestik.

Selain itu, emiten berkode saham ANTM itu juga menargetkan penjualan bijih nikel 2021 naik 104 persen menjadi 6,71 juta wmt. Pada 2020, penjualan bijih nikel unaudited ANTM hanya mencapai 3,3 juta wmt.

“Peningkatan target penjualan itu juga seiring dengan outlook pertumbuhan industri pengolahan nikel di dalam negeri,” ujar Kunto seperti dikutip dari keterangan resminya pada Senin (15/2/2021).

Target agresif itu juga berlaku untuk komoditas bijih bauksit. Produksi 2021 ditargetkan tumbuh 93 persen menjadi 3 juta wmt dari capaian 2020 sebesar 1,55 juta wmt.

Selanjutnya, untuk penjualan bijih bauksit ditargetkan naik 122 persen menjadi 2,73 juta wmt pada 2021, jauh lebih tinggi dari realisasi penjualan 2020 sebesar 1,23 juta wmt. Peningkatan produksi dan penjualan itu untuk memenuhi permintaan pelanggan dan sebagai produksi alumina.

Sementara itu, PT Timah Tbk (TINS) juga optimistis produksi tahun ini akan meningkat. TINS menargetkan volume produksi tahun 2021 dapat mencapai lebih dari 50.000 ton, atau lebih tinggi daripada estimasi produksi pada 2020.

TINS juga menargetkan penjualan timah pada 2021 sekitar 92 persen dari produksi atau setara 46.000 ton.

Sekretaris Perusahaan TINS, Muhammad Zulkarnaen mengatakan, perseroan optimistis industri logam mineral, terutama komoditas timah, semakin membaik pada tahun ini seiring dengan tren kenaikan harga timah global.

Dia juga menjelaskan bahwa pertumbuhan konsumsi logam timah dunia pada tahun ini juga diprediksi naik 3,6 persen atau sekitar 353.900 ton dibandingkan dengan konsumsi 341.6500 ton pada 2020.

Selain itu, perseroan juga mengalokasikan capital expenditure (capex) sekitar Rp1,9 triliun yang akan berasal dari kas internal dan penggunaan long term financing. Dari total itu, sekitar 94 persen untuk biaya investasi perseroan sedangkan 6 persennya dialokasikan untuk entitas anak usaha.

“Sebagian besar di Timah, capex akan digunakan untuk perluasan kapasitas untuk meningkatkan produksi dan sisanya untuk pengembangan usaha dan lain-lain,” ujar Zulkarnaen beberapa waktu lalu.

Di sisi lain, PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) memproyeksi volume produksi perseroan akan berada di tingkat yang lebih rendah daripada 2020 maupun 2019.

Direktur Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengatakan, penurunan tersebut terjadi seiring dengan proyek rebuild furnace 4, yang berlangsung pada Mei hingga awal November 2021 mendatang.

“Target produksi 2021 yang jelas akan di bawah 70.000 ton karena furnace 4 akan dibangun ulang,” katanya beberapa waktu lalu.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper