Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Aneka Tambang Tbk. akhirnya bisa kembali ke zona hijau setela ditutup melonjak di sesi pertama perdagangan hari ini, Senin (1/2/2021). Saham ANTM seolah membalas dendam usai tujuh sesi beruntun terkoreksi.
Berdasarkan data Bloomberg, saham ANTM ditutup menguat 140 poin atau 6,31 persen ke level 2.360. Pergerakan saham ANTM terbilang heroik karena di awal perdagangan sempat dibuka melemah dan anjlok menyentu level 2.070.
Tota perdagangan saham ANTM mencapai 1,31 miliar dengan nilai transaksi Rp2,87 triliun. Investor asing mencetak net buy atas saham ANTM sebesar Rp39,21 miliar.
Kendati menguat, level saham ANTM di sesi pertama masih jauh lebih rendah dari posisi 20 Januari 2020, sesi terakhir kali produsen emas itu menguat. Hingga pekan lalu, sepanjang 7 sesi (20 Januari - 29 Januari) saham ANTM sudah anjlok 30,4 persen. Nasib saham ANTM yang kerap terkena auto reject bawah (ARB) pun menjadi buah bibir di kalangan investor, terutama di media sosial.
Sementara itu, kenaikan saham ANTM bersamaan dengan rebound Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hingga sesi pertama, IHSG ditutup menguat 88 poin atau 1,5 persen ke level 5.950,42.
Untuk diketahui, dalam setahun terakhir jumlah investor individu ANTM mencetak lonjakan. Tak ayal, transaki saham ANTM begitu massif. Per Desember 2019, Jumlah pemegang saham Antam perorangan mencapai 64.731 dengan kepemilikan 2,78 miliar lembar atau setara 11,58 persen.
Baca Juga
Setahun berselang, per 31 Desember 2020, investor ritel mengempit 3,46 miliar lembar atau setara 14,42 persen. Maka, ada kenaikan 24 persen dari jumlah saham Antam yang dipegang investor ritel. Adapun jumlah pemegang saham individu melesat 117 persen dibandingkan dengan posisi akhir 2019.
Dalam catatan Bisnis, saham Antam mulai melejit di Oktober 2020 saat pemerintah berniat mendirikan Indonesia Holding Battery yang mana Antam menjadi anggota konsorsium. Holding dibentuk guna menggenjot hilirisasi nikel, produk mineral penting dalam rantai pasok kendaraan listrik.
Sebagai produsen nikel nomor wahid di dunia, posisi Indonesia sangat diperhitungkan bagi investor yang ingin membangun pabrik baterai. CEO Tesla Elon Musk juga pernah memuji cadangan nikel Indonesia.
Pada 27 Juli 2020 lalu, Elon Musk yang kini menjadi orang terkaya di dunia menyebut bahwa nikel menjadi tantangan terbesar untuk produksi baterai dengan daya tahan tinggi dan produksi massal. Hingga saat ini, kepastian rencana investasi Tesla di Indonesia menjadi perhatian utama para pelaku pasar.